Site icon Berita Sepak Bola Terkini | scoreindonesia

Tidak Ada Klub yang Dominan di Klasemen Liga Primer Inggris

indolivescore.com – Sebelum mengambil kesimpulan apa pun, Anda harus melihat dulu fakta yang ada. Leicester City, pemuncak klasemen sementara Liga Primer, gagal meraih kemenangan saat melawan West Bromwich Albion kemarin. Padahal tim besutan Claudio Ranieri itu sempat memimpin.

Dengan Arsenal dan Tottenham Hotspur masih menjalani laga mereka pada keesokan harinya, muncul beragam spekulasi bahwa kisah Cinderella Leicester City akan berakhir. Jamie Vardy cs akan gagal mempertahankan posisinya di klasemen dan bakal gagal meraih gelar juara.

Skenario yang harus diwujudkan bagi Arsenal dan Tottenham hanyalah meraih kemenangan. Arsenal butuh kemenangan untuk bisa menggeser Leicester, pun demikian dengan Tottenham yang bisa mendapatkan jatah duduk di puncak klasemen jika meraih tiga angka.

Tapi skenario tersebut gagal total. Arsenal dan Tottenham tumbang. Arsenal sempat unggul lebih dulu oleh gol Joel Campbell sebelum akhirnya kalah 2-1 dari Swansea City. Setali tiga uang, Tottenham takluk dari West Ham lewat gol tunggal Michail Antonio.

Lupakan dulu Manchester City, karena selain tak lagi kompetitif, jarak mereka dari tiga besar cukup jauh. Apalagi dini hari tadi, tim besutan Manuel Pellegrini itu dipermak Liverpool dengan tiga gol tanpa balas.

Apa imbas dari semua ini? Persaingan di papan atas Liga Primer bisa dikatakan memanas, tapi levelnya bisa disebut tidak mengasyikkan. Bagaimana tidak, ketiga tim yang paling berpeluang untuk meraih gelar juara tak memiliki hasrat dan motivasi yang dibutuhkan untuk bisa menjadi kandidat kuat juara.

Bandingkan saja dengan persaingan di musim ini. Kompetisi bisa dikatakan tak menarik, tapi tim yang berada di posisi puncak, yaitu Chelsea, tampil begitu dominan dan berhasrat besar untuk bisa menjadi juara, setidaknya itu bisa terbukti lewat rentetan kemenangan demi kemenangan yang bisa dicatat untuk terus menjauh dari kejaran rival.

 

Menilik perolehan poin di level ini, bila dibandingkan dengan musim lalu, kuartet Leicester, Tottenham, Arsenal dan Manchester City masih kalah dengan perolehan tim empat besar di periode yang sama. Musim lalu, empat besar yang dikepalai Chelsea bisa mengantungi 228 angka dari 111 laga yang dikumulatifkan. Musim ini, hanya 210 poin yang bisa dikumpulkan.

Perolehan 57 angka Leicester City di musim ini, mungkin tak akan bisa membawa mereka ke puncak klasemen bila merujuk pada persaingan di 13 musim terakhir. Keberhasilan Leicester ke puncak klasemen juga dipengaruhi oleh buruknya konsistensi tim-tim unggulan seperti Chelsea, Arsenal dan duo Manchester, City dan United, plus juga Liverpool. Leicester diuntungkan dengan situasi ini.

Belum lagi masalah krisis cedera pemain yang mendera sejumlah tim unggulan. Tak salah jika kemudian ada yang bilang jika musim ini adalah sebuah anomali di Liga Primer Inggris.

Bagaimana bisa disebut anomali? Dua dari enam tim besar Liga Primer sudah melakukan pemecatan pelatih di tengah musim. Satu klub lainnya juga mengumumkan adanya perubahan di kursi manajer di akhir musim nanti. Dominasi Manchester United juga sudah tak lagi terlihat, bahkan terasa.

Bursa taruhan juga terus bergerak dinamis dalam menjagokan siapa yang akan menjadi juara di musim ini. Di awal musim, Chelsea masih menjadi favorit utama juara, sebelum Manchester City mengambil alih puncak daftar unggulan di pertengahan musim.

Tapi saat ini, menurut bursa taruhan 188bet, adalah Leicester City yang paling difavoritkan sebagai juara. Leicester diunggulkan, sementara Tottenham menyusul di peringkat kedua dan Arsenal di posisi tiga.

Namun apa pun itu, masih ada sepuluh laga lagi yang tersisa di musim ini. Dan dengan banyak anomali terjadi, juga situasi yang sulit untuk ditebak, mungkin juga akan berat memprediksi siapa yang akan keluar sebagai juara di musim ini.