indolivescore.com – Kepastian Jose Mourinho melatih Manchester United membuat lima pelatih top dipastikan berdiri di pinggir lapangan Liga Primer Inggris. Persaingan dipastikan semakin ketat.
Mourinho resmi ditunjuk sebagai pelatih MU dengan kontrak hingga 2020. Masuknya Mourinho semakin melengkapi pelatih-pelatih top di Liga Primer Inggris.
Sebelumnya sudah ada Arsene Wenger (Arsenal) dan Jurgen Klopp (Liverpool). Musim depan, Liga Primer Inggris kedatangan Mourinho, Pep Guardiola (Manchester City), dan Antonio Conte (Chelsea). Lima pelatih top tersebut diyakini akan membuat persaingan semakin sengit.
Selain lima nama tersebut, masih ada beberapa pelatih yang cukup sukses musim lalu seperti Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur), Ronald Koeman (Southampton), dan Claudio Ranieri yang mampu membawa Leicester City juara.
Tiga nama yang menjadi sorotan adalah Mourinho, Guardiola, dan Conte. Mourinho memang sudah mengenal Liga Primer Inggris dengan baik. Tapi, mampukah The Special One membawa MU bangkit setelah gagal menjuarai Liga Primer Inggris dalam tiga musim terakhir?
Dengan rekam jejaknya, Mourinho diyakini bisa membawa MU kembali kompetitif dan bersaing di papan atas. Tapi, langsung membawa Setan Merah juara di musim pertama tentu bukan perkara mudah. Peluang terbaik adalah di musim kedua atau ketiga.
Nama kedua adalah Guardiola. Ia meraih kesuksesan bersama Barcelona dan Bayern Munchen. Tapi, Liga Primer Inggris berbeda dengan kompetisi lainnya. Banyak klub-klub yang bisa bersaing memperebutkan gelar juara dan selalu ada kemungkinan tim kecil atau tim promosi mengalahkan tim papan atas. Hal itu sangat kecil kemungkinannya terjadi di Spanyol atau Jerman. Di Spanyol, pesaing terberat Guardiola hanya Real Madrid. Di Jerman, pesaingnya hanya Borussia Dortmund.
Conte juga meraih kesuksesan bersama Juventus dengan memenangkan tiga gelar Scudetto beruntun. Tapi, pria asal Italia minim pengalaman melatih di luar Italia karena sebelumnya menjadi juru racik Siena, juga di Italia.
Tekanan di Chelsea tentu lebih berat, apalagi sang pemilik, Roman Abramovich terkenal tak sungkan memecat pelatih yang dianggapnya gagal. Mourinho pun pernah dua kali merasakan keganasan Abramovich.
Dengan hadirnya Spurs dan Leicester sebagai tim kejutan musim lalu, persaingan memperebutkan gelar juara Liga Primer Inggris diyakini semakin sengit. Tak ada jaminan klub-klub besar dengan mudah meraih kemenangan.
Di luar bakal panasnya persaingan antar pelatih jenius di atas, Liga Primer Inggris menjadi pihak yang paling diuntungkan dengan fakta ini. Secara bisnis, kehadiran pelatih-pelatih juara ini bakal meningkatkan nilai jual Liga Primer Inggris yang terus melonjak.
Untuk periode 2016–2019, harga hak siar pertandingan Liga Primer Inggris mencetak sejarah tertinggi, yakni mencapai 5,2 miliar poundsterling atau Rp103 triliun (1 Poundsterling = Rp19.952 ribu). Jumlah ini mengalami kenaikan lebih dari 70 persen dari nilai hak siar musim lalu.
Mahalnya hak siar ini secara otomatis juga menjadi angin segar buat klub pesertanya. Betapa tidak, klub-klub Liga Primer Inggris kini bisa mendapatkan pemasukan lebih besar dari pertandingan yang mereka mainkan.
Sekadar informasi, Leicester City yang tampil sebagai juara musim lalu, mendapatkan penghasilan sebesar 93 juta poundsterling (Rp1,8 triliun). Sedangkan Aston Villa sebagai juru kunci juga tetap kebagian jatah mencapai Rp1,3 triliun.