by

Tanpa James Rodriguez Waktunya Real Madrid Patenkan 4-4-2?

www.indolivescore.com – Loyalis Real Mardrid tersenyum lebar ketika mendengar superstar Piala Dunia 2014 dari Kolombia James Rodriguez jatuh ke pelukan Los Blancos di awal kompetisi.

Meski pada mulanya faktor bisnis kedatangan si rupawan James disebut lebih dominan, pada perjalanan kompetisi 2014/15 sang bintang sanggup menyegel satu posisi di skuat utama Carlo Ancelotti dengan kontribusi besar.

Sering dimainkan bersama Luka Modric (Isco setelah pemain Kroasia cedera) dan Toni Kroos, James menyusun trio gelandang sempurna bagi barisan penyerang Los Blancos; Gareth Bale, Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo yang dijuluki trio BBC.

Mewahnya gelandang El Real tidak lepas dari fakta Modric, Isco, Kroos dan James sebagai master-master kreativitas lapangan tengah dengan umpan akurat yang bakal memanjakan tiga penyerang tajam di depan (Isco, Kroos, James sejauh ini sama-sama mencatat tujuh assist di La Liga). Istimewanya lagi, trio gelandang El Real ini punya kemampuan mencetak gol dari jarak jauh atau dari posisi yang sama sekali di luar dugaan.

El Real lalu merajalela. 22 kemenangan beruntun diraih bahkan ketika Modric mendapat masalah kebugaran yang memaksanya absen panjang.

Meski demikian, skema ini bukan tanpa kelemahan, James yang menambah tenaga dalam penyerangan tim tidak bisa memainkan peran secantik Angel di Maria ketika El Real bertahan dan kelemahan ini dengan jeli dibaca pelatih Atletico Madrid Diego Simeone yang punya pasukan dengan kemampuan mulus saat melakukan transisi dari bertahan ke menyerang.

Lubang ini kemudian diikuti oleh tim-tim lain saat menghadapi Madrid. Lihat saja bagaimana Cordoba berani keluar menyerang meski di tengah-tengah dominasi lawan. Mereka bahkan nyaris memenangkan pertandingan atau setidaknya memaksakan hasil imbang sebelum gol penalti Gareth Bale membuyarkan harapan.

Sekarang situasinya berbeda, James mendapat cedera parah di laga melawan Sevilla yang bakal memaksanya absen panjang. Ingat, kasus serupa pernah menimpa Xabi Alonso dan Marcelo yang harus absen dari tengah lapangan minimal dua bulan. Ancelotti cemas?

Tentu saja, apalagi laga di depan bukan duel mudah, Atletico siap mengganggu perjalanan El Real mempertahankan gelar juara di Calderon. Santiago Bernabeu panik? Rasanya tidak perlu dan hal ini lagi-lagi didasari kejeniusan pelatih Italia.

Kelemahan James dalam bertahan sudah terbaca sejak lama oleh Ancelotti, dan untuk mengakalinya formasi 4-4-2 dimainkan hingga bukan barang baru lagi bagi skuat Madrid di bawah polesannya terutama musim ini.

Tanpa Modric dan James, tambahan pemain di sektor gelandang dipastikan bakal menambah kenyamanan bermain bagi Kroos. Bintang Jerman memang sudah beradaptasi pada peran sebagai pengatur tempo permainan dari garing yang lebih mundur sekaligus belajar bagaimana memotong dan menghadang serangan lawan, tetapi apakah gelandang bertahan memang peran paling tepat bagi Kroos? Siapapun pasti menjawab bukan.

Performa Kroos bakal lebih maksimal jika beban bertahannya sedikit diangkat sekaligus mendapat kebebasan bergerak mengeluarkan potensi terbaik dalam membantu serangan; sebuah keahlian yang mengantarkannya menyambar predikat playmaker terbaik 2014 versi IFFHS.

Real Madrid 4-4-2 | Tanpa James & Modric

Performa Sami Khedira di laga melawan Sevilla memang tidak fantastis, namun kedisiplinannya menjaga area kekuasaan membuat lawan kesulitan memulai serangan. Andai juara dunia dari Jerman ini bisa mempertahankan performa tersebut, bisa dipastikan dia bakal jadi pilihan utama hingga Modric pulih. Satu sentuhan untuk menambah optimistis loyalis El Real, bukankah Khedira – Kroos merupakan dua pemain kunci kesuksesan Jerman di Brasil tahun lalu? Dengan kata lain, Madrid punya duet juara dunia di lini tengah.

Sebagai pelapis, Illarramendi bisa disodorkan meski tak kunjung memperlihatkan performa brilian, ada bakat tersembunyi yang suatu waktu bisa meledak di sana. Lalu jangan lupakan satu nama yang baru didatangkan, Lucas Silva. Cukup riskan memang mengandalkan pada kemampuan pemain baru dan masih muda (usianya akan menginjak 22 Februari ini), tetapi Lucas adalah gelandang bertahan top di Brasil dengan kemampuan apik.

Masih banyak waktu bagi Lucas untuk belajar di Bernabeu sambil mengintip peluang tetapi jika melihat kualitas dan bagaimana publik sepakbola Brasil memandangnya sebagai salah satu bakat paling istimewa dari negara Samba sekarang ini, bukan mustahil Lucas hanya butuh satu kesempatan untuk menancapkan nama di hati para loyalis Madrid.

Pada formasi 4-4-2, sektor sayap dipastikan bakal disegel dua nama yaitu Bale dan Isco. Kemampuan Bale sebagai penyerang memang tidak akan maksimal di posisi ini karena harus membagi fokus ke pertahanan namun tugas ini bukan barang baru bagi bintang Wales. Bagaimana dengan Isco? Pemain masa depan Spanyol memang selama ini dikenal dengan peran nomor 10 tetapi aksinya sebagai winger kiri tak kalah mengesankan.

Bagaimana Don Carletto? Bukankah formasi 4-4-2 juga yang mengantarkan Los Merengues berjaya di final Copa del Rey dan Liga Champions tahun lalu?