Site icon Berita Sepak Bola Terkini | scoreindonesia

Rencana Bek Liverpool Virgil Van Dijk Bikin Liverpool dan Jurgen Klopp Ketar-ketir

Bek Liverpool, Virgil van Dijk, memiliki sebuah rencana pada akhir musim 2020/21. Rencana tersebut sukses membuat pihak klub sekaligus sang pelatih, Jurgen Klopp, ketar-ketir.

Batang hidung Van Dijk nyaris tak pernah terlihat di lapangan sejak bulan Oktober 2020 lalu. Bagaimana tidak, ia dinyatakan mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) yang bisa memaksanya menepi hingga musim 2020/21 berakhir.

Cedera tersebut didapatkan ketika Liverpool bertemu rival sekotanya, Everton, dalam ajang Premier League. Van Dijk gagal menyelesaikan pertandingan setelah bertubrukan keras dengan kiper the Toffees, Jordan Pickford.

Beberapa waktu lalu, Jurgen Klopp pernah menyatakan kalau Van Dijk takkan ambil bagian di sisa musim 2020/21. Dan pria berkebangsaan Jerman tersebut berharap sang bek bakalan tersedia di sebelum musim berikutnya dimulai.

Proses pemulihannya berjalan dengan positif. Sejumlah kabar mengatakan kalau Van Dijk sebenarnya bisa ikut serta dalam beberapa laga sebelum musim 2020/21 usai. Namun, ada juga yang berkata kalau Van Dijk baru bisa bermain di ajang Euro.

The Mirror sendiri melaporkan kalau Van Dijk berencana untuk ‘comeback’ di musim panas demi membantu Timnas Belanda melaju sejauh mungkin dalam ajang Euro. Rencana tersebut membuat Klopp dan Liverpool ketar-ketir.

Van Dijk merupakan bek inti Liverpool. Kehilangan pemain berusia 29 tahun tersebut membuat the Reds kacau balau di ajang Premier League. Wajar bila mereka tak ingin kehilangan dirinya lagi di musim depan dan rencana Van Dijk sudah jelas membuat the Reds khawatir.

Sebelumnya ahli bedah ortopedi asal Belanda, Bas Pijnenburg, pernah memperingatkan Van Dijk terkait ‘comeback’ di ajang Euro tahun ini. Ia menyarankan sang pemain untuk tidak terburu-buru merumput dan lebih mengutamakan proses pemulihannya.

“Risikonya cukup besar. Butuh waktu yang lama bagi atlit papan atas untuk pulih seperti halnya orang lain,” tutur Pijnenburg kepada NOS baru-baru ini.

“Yang membuatnya berbahaya adalah sebuah lutut bisa pulih begitu cepat buat seorang atlet top. Otot dan koordinasinya mungkin sudah bagus, tapi proses pemulihan masih berjalan,” lanjutnya.

Masa depan seorang pemain bisa jadi taruhannya. “”Memulai terlalu dini juga bisa menjadi sinyal buruk kepada orang lain yang pernah menjalani operasi ini,” ujar Pijnenburg lagi.