www.indolivescore.com – Sergio Ramos dan Gareth Bale, pemain yang bersinar di partai-partai final bagi Real Madrid. Ramos menyelamatkan impian La Decima dengan gol sundulannya pada menit-menit akhir di Lisbon melawan Atletico Madrid. Sedangkan Bale mencetak gol kemenangan di Copa del Rey.
Ramos mengubah situasi Madrid di final Piala Dunia Antarklub melawan San Lorenzo dengan tandukan khas seperti yang dilakukannya di semifinal kontra Cruz Azul. Kemudian, Bale menuntaskan perlawan klub asal Argentina tersebut.
Sempat mengalami cedera, di kompetisi yang belum pernah dia menangi, tak ada keraguan tentang sikap atau gairah Ramos akan kesuksesan, baik kolektif maupun individual. Dia pemain yang telah memenangi semuanya dan masih membutuhkan trofi Piala Dunia Antarklub.
Bale, pemain yang masih diragukan, telah membuktikan diri tak bercela. Copa del Rey, Liga Champions dan kini Piala Dunia Antarklub, kekuatan mencetak golnya semakin luas. Pemain berbanderol seratus juta euro itu tidak selalu terlihat seperti superstar, tetapi saat diperhitungkan, dia mampu unjuk gigi.
Madrid yang bisa menggelontorkan uang untuk transfer Bale dan 80 juta euro lainnya untuk James Rodriguez, menggambarkan disparitas antara juara kompetisi Eropa itu dan San Lorenzo, raja Amerika Selatan. Hal yang sangat langka apabila tim asuhan Edgardo Bauza memenangi kompetisi ini. Itu bukan untuk San Lorenzo atau pendukungnya yang diperkirakan mencapai sepuluh ribu orang yang membayar mahal untuk terbang dari Buenos Aires mendapat harapan selain ekspektasi.
Kini, kita punya bukti. Status Real Madrid sebagai tim terbaik di dunia tak bisa dipertanyakan lagi. San Lorenzo jelas bukan tolak ukur bagi penghormatan tertentu, tetapi penobatan bagi Real Madrid, untuk semua yang mereka raih sepanjang 2014.
Copa del Rey dimenangkan berkat aksi Gareth Bale menghindari garis keluar lapangan sebelum mencetak salah satu gol terbaik dalam sejarah turnamen. La Decima direbut setelah penantian 12 tahun.
Tetapi jika anda berpikir keunggulan Real Madrid datang dengan mudah, maka kembalikan ingatan Anda pada tahun antara 2005 dan 2010. Tidak hanya gagal menjadi juara Liga Champions, mereka bahkan tak pernah melampau babak 16-Besar.
Kemudian ada Pep Guardiola dan dominasi Barcelona serta semua permusuhan yang dibina antara Catalunya dengan ibu kota.
Mudah dilupakan bahwa Real Madrid harus kembali ke puncak dunia. Mereka adalah intuisi terbesar, tetapi bukan klub terbaik. Akan tetapi, sekarang mereka kembali.
Ini tahun yang luar biasa bahkan bagi sejarah mereka. Copa del Rey, La Decima, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.
Calo Ancelotti memimpin sebuah klub yang sangat spesial. Real Madrid bisa menikmati natal. Tetapi perjuangan terus berlanjut. Tidak lama lagi mereka akan beruji coba dengan AC Milan di Abu Dhabi. Kemudian laga kontra Valencia di liga dan Atletico di Copa del Rey. Kemudian Liga Champions akan kembali bergulir. Caranya bukan terletak kepada kemenangan, tetapi pengulangan.
Hanya ada sedikit waktu bagi Madrid, para pemain dan fansnya untuk menikmati pencapaian ini, tetapi mereka mengakhiri 2014 di posisi yang sangat pantas. Berada di puncak dunia.