Manchester City sedang dalam keadaan unggul atas PSG dalam duel semifinal Liga Champions. Namun, situasi menguntungkan itu tidak membuat sang pelatih, Josep Guardiola, jadi leluasa untuk bersikap optimis.
Kedua tim sudah menjalani laga leg pertama yang digelar di markas PSG, Parc des Princes, pada Kamis (29/4/2021) lalu. Laga tersebut berakhir dengan skor 2-1 untuk Manchester City berkat gol dari Kevin de Bruyne dan Riyad Mahrez.
Kemenangan di leg pertama serta dua gol tandang membuat the Citizens berada pada posisi yang sangat menguntungkan. Mereka hanya perlu meraih hasil imbang pada pertemuan kedua yang digelar di Etihad Stadium, Rabu (5/5/2021) besok.
Jikalau kalah sekalipun, Manchester City masih bisa lolos ke babak final. Syaratnya, gawang mereka tidak boleh kebobolan lebih dari satu gol. Asalkan cuma kalah 0-1, the Citizens tetap dinyatakan lolos karena unggul agresivitas gol tandang.
Tidak bisa dimungkiri, satu kaki Manchester City telah menapak di panggung final Liga Champions. Akan tetapi, Guardiola tidak ingin sesumbar dan mengusung sikap optimis yang terlalu berlebihan jelang pertandingan.
“Saya ingin merasa kalau kami telah bejalar dari kekalahan kami, tapi saya tidak tahu bagaimana kami akan bereaksi – itu selalu menjadi misteri,” ujar Guardiola seperti yang dikutip dari Sky Sports.
“Bagian yang baik dari pekerjaan kami adalah ketidakpastian yang luar biasa. Mengecewakan, memang, tapi hidup selalu memberikan anda kesempatan lain, tantangan lainnya.”
“Saya ingin berkata, ‘ya, kami telah belajar dari kekalahan itu’, tapi mungkin besok kami bermain buruk. Saya tidak berpikir seperti itu, tapi kami bisa saja bermain buruk dan gagal ke final,” lanjut pria berkebangsaan Spanyol tersebut.
Bukannya Guardiola bersikap pesimis. Ia juga punya keyakinan kalau Manchester City mampu ke final Liga Champions musim ini. Yang dilakukan eks pelatih Barcelona dan Bayern Munchen tersebut hanyalah bersikap realistis.
Kalaupun memang Manchester City benar-benar gagal ke babak final, Guardiola sudah menyiapkan mental terbaiknya untuk menerima. ia siap bersikap lapang dada untuk memberikan ucapan selamat kepada sang lawan.
“Yang saya pikirkan sekarang adalah kami akan memainkan pertandingan luar biasa, dan kami akan mencapai babak final. Jika tim lain lebih baik, saya akan memberi ucapan selamat kepada lawan. Namun saya merasa kami akan bermain dengan baik,” pungkasnya.