Site icon Berita Sepak Bola Terkini | scoreindonesia

Kuda Hitam Penebar Ancaman Euro 2016

indolivescore.com – Kesuksesan Albania lolos ke Piala Eropa 2016 tidak lepas dari peran Giovanni De Biasi, yang berhasil mencampurkan bakat-bakat muda dan pemain dengan usia matang ke dalam satu tim.

Tampil di Piala Eropa 2016 akan menjadi debut bagi Timnas Albania. Sepanjang sejarah, mereka tak pernah lolos ke putaran final turnamen besar seperti Piala Dunia dan Piala Eropa. Meski menjadi debutan,

Albania bertekad memberi sebuah kejutan di ajang tersebut. Mereka harus bersaing dengan tuan rumah Prancis, Swiss, dan Rumania di grup A. Albania lolos ke putaran final Euro 2016 setelah menjadi runner up Grup I di babak kualifikasi. Mereka mengoleksi 14 poin, terpaut tujuh poin dari pemuncak klasemen Portugal.

Dalam perjalanannya di babak kualifikasi tersebut, Albania sempat diuntungkan dengan insiden drone saat melawat ke kandang Serbia. Serbuan fans Serbia ke pemain Albania di lapangan, membuat UEFA memberi kemenangan 3-0 dan tiga poin untuk Albania.

Albania mungkin tidak banyak memiliki pemain berkelas seperti peserta lainnya. Namun lewat polesan pelatih Giovanni De Biasi, Albania tampil cukup baik dan bukan tidak mungkin akan menghadirkan kejutan. Lolosnya mereka ke putaran final saja sebenarnya sudah menjadi sebuah kejutan karena mampu menyingkirkan Denmark dan Serbia yang lebih memiliki nama.

Kapten Lorik Cana mungkin akan menjadi pemain kunci bagi Albania. Pemain berusia 32 tahun itu pernah membela sejumlah klub top Eropa seperti Paris Saint Germain, Olympique Marseille, Sunderland, Galatasaray, dan Lazio. Kini Cana tercatat sebagai pemain tim League 1 Prancis, Nantes.

Albania akan mengandalkan kolektivitas permainan dan tak akan mengandalkan satu pemain kunci. Hal ini justru menjadi nilai positif bagi mereka. Terbukti, enam dari 10 gol di babak kualifikasi dicetak oleh pemain dari posisi berbeda mulai dari penyerang, gelandang, hingga bek.

Baru pertama kali mengikuti kompetisi empat tahunan sekali di benua biru ini mungkin membuat kemampuan Albania dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan.

Tapi mereka menebar ancaman dengan menahan imbang tim kuat Denmark 1-1 dan mengalahkan Portugal 1-0. Albania juga sempat bermain sama kuat dengan Prancis 1-1 di sebuah laga uji coba.

Kesuksesan Albania mencapai partai puncak Piala Eropa 2016 di Prancis tidak lepas dari peran seorang Italia bertangan dingin bernama Giovanni De Biasi. Pelatih berusia 59 tahun itu sukses mencampurkan bakat-bakat muda dan pemain dengan usia matang ke dalam satu tim.

Sepak bola memang bukanlah barang baru bagi Albania. Pada 1946, Albania meraih gelar internasional non-resmi pertama saat menjuarai Piala Balkan, mengungguli Yugoslavia, Rumania, dan Bulgaria.

“Keberhasilan ini (lolos ke putaran final Piala Eropa 2016) bersejarah. Kami tidak memiliki tim penuh bintang, tetapi para pemain memiliki hati dan semangat kebersamaan,” ujar Presiden Federasi Sepak Bola Albania (FSHF), Armand Duka.

Namun hal yang unik adalah dari 19 pemain yang dipanggil untuk menjalani laga kualifikasi Euro 2016 melawan Serbia dan Armenia, 14 di antaranya lahir di luar Albania. Ada enam pemain yang lahir di Swiss dan sempat membela tim nasional Swiss usia di bawah 21 tahun.

Bahkan banyak para pemain berkebangsaan Albania yang memilih memperluat tim lain, seperti ditulis situs berita Albania, Borozani.com, ada 54 pemain berbangsa Albania yang dipanggil tujuh tim nasional berbeda, salah satunya Adnan Januzaj yang memilih bergabung dengan Belgia.