by

Juventus Pertimbangkan Plan B Karena Manuel Locatelli Masih Rumit

Juventus kesulitan mendatangkan Manuel Locatelli dengan krisis ekonomi yang sedang melanda. Oleh karenanya, klub raksasa Serie A tersebut mempertimbangkan rencana kedua untuk mendapatkan tanda tangannya.

Sinar yang dipancarkan Locatelli bersama Timnas Italia di ajang Euro 2020 membuat harganya menanjak. Apalagi dengan ketertarikan klub Inggris seperti Arsenal, yang disebutkan oleh Sassuolo telah melemparkan penawaran.

Sassuolo sendiri mematok harga Locatelli di angka 40 juta euro. Juventus berusaha mengakalinya dengan menawarkan skema pinjaman plus opsi pembelian pada akhir musim ditambah pemain muda.

Mulanya, Il Neroverdi hanya mau menerima transfer permanen dengan harga yang tertera di atas. Namun belakangan, mereka melunak dan bersedia menerima skema peminjaman dengan syarat Juventus wajib membelinya di akhir musim.

Meski Sassuolo telah melunak, Juventus masih belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Penawaran terbaik mereka tetap skema peminjaman dengan opsi pembelian. Alhasil, proses negosiasi menemui jalan buntu.

Situasi ini membuat Locatelli kesal, seperti yang dilaporkan oleh Gazzetta dello Sport. Pemain berumur 23 tahun tersebut terpaksa harus menerima kemungkinan bahwa kepindahannya ke Juventus baru bisa terealisasi pada tahun 2022 mendatang.

Pindah ke Arsenal bukanlah opsi buat Locatelli. Sebisanya, ia ingin bertahan di Italia dan Juventus menyajikan kesempatan untuknya bermain dalam pentas Liga Champions. Sesuatu yang jelas tak bisa dipenuhi the Gunners pada musim 2021/22.

Kalau Sassuolo masih belum bergeming, Juventus pun harus mempertimbangkan opsi kedua. Yakni dengan memulangkan Miralem Pjanic yang saat ini sedang memperkuat Barcelona.

Pjanic dikabarkan masuk ke dalam daftar pemain yang ingin dilepas Barcelona. Raksasa Spanyol itu bahkan bersedia jika Juventus datang dan menawarkan skema pinjaman, selama Bianconeri mau menanggung gajinya.

Alternatif lain, menurut laporan La Reppublica, adalah Renato Sanches. Pemain berdarah Portugal itu merupakan salah satu kunci keberhasilan Lille menjuarai Ligue 1 musim lalu dan mencatatkan total 29 penampilan di semua kompetisi.