by

Jerome Boateng Buat Bayern Munich dan Timnas Jerman Panik

indolivescore.com –

Tatkala Lionel Messi membuat Jerome Boateng tampak bodoh di semi-final Liga Champions musim lalu, semua orang boleh saja tertawa berjamaah, dan mungkin semakin terpingkal-pingkal ketika menyaksikan serangkaian video editan yang beredar luas di dunia maya.

Kendati demikian, kejadian tersebut bukanlah seperti nila yang merusak susu sebelanga dari perkembangan impresif Boateng selama ini. Sejak dipulangkan ke Jerman oleh Bayern Munichdari Manchester City pada 2011 lalu, Boateng mampu melesat menjadi batu karang nan keras di lini belakang.

Raihan treble di musim 2012/13 dan trofi Piala Dunia 2014 menjadi bukti bahwa Boateng merupakan bek sentral kelas wahid, jika bukan yang terbaik di dunia. Maka, ketika Boateng terpapar cedera dan bakal absen lama, di situlah permasalahan mulai muncul.

Boateng baru saja dihantam cedera pangkal paha saat Bayern mengawali Ruckrunde, paruh kedua musim Bundesliga Jerman, dengan kemenangan 2-1 melawan eks klubnya, Hamburg, di Imtech Arena, Jumat (22/1) lalu. Hasil tes sehari sesudahnya menunjukkan hasil yang lebih buruk dari dugaan awal: Boateng mengalami sobek pada otot pahanya dan diharuskan menepi antara tiga sampai empat bulan ke depan.

“Sepanjang karier, saya belum pernah mendapat cedera otot serius seperti ini. Jumat dan Sabtu kemarin, saya merasa terpukul dan sedih. Namun mulai hari ini dan seterusnya, saya hanya akan menatap ke depan,” ungkap Boateng kepada Kicker.

 

 

Dari sudut pandang Bayern, cedera jangka panjang Boateng ini ibarat kiamat kecil. Target Bayern merengkuh triple pada musim terakhir Pep Guardiola bertugas di Allianz Arena terancam pupus.

Okelah, kalau The Bavarians kemungkinan besar bakal tetap melaju ke tangga juara Bundesliga untuk menggoreskan tinta emas empat kali beruntun menjadi Deutschermeister. Pun trofi DFB-Pokal sepertinya juga bukan masalah berarti sebagaimana mereka kini sudah melangkah ke perempat-final untuk menghadapi wakil Bundesliga 2, VfL Bochum.

Memang tak ada jaminan Bayern bakal meraih dua gelar tersebut, tetapi tugas mereka di kompetisi domestik dipastikan akan lebih mudah ketimbang tantangan sesungguhnya di Eropa. Liga Champions merupakan titel yang didambakan Bayern tiap musim. Sebuah kompetisi yang menjadi alasan kenapa Bayern mempekerjakan Guardiola, yang dibebankan ekspektasi untuk memenanginya namun hingga kini belum kesampaian.

Februari mendekat dan Bayern bersiap menghadapi babak 16 besar Liga Champions dengan lawan yang bukan main-main. Juventus terlihat punya segala syarat untuk mengulang kembali tampil di partai puncak kompetisi elite Eropa itu seperti musim lalu. Rentetan 11 kemenangan beruntun di Serie A Italia membuat publik Juve seakan sudah melupakan keterpurukan di awal musim ini.

Tanpa Boateng di lini belakang, anak-anak Turin dipastikan akan leluasa merajalela dalam dualeg mendatang. Ada si pangeran kecil Paulo Dybala, jenderal muda Paul Pogba, hingga singa tua Gianluigi Buffon yang siap merusak ambisi Bayern merengkuh titel Eropa keenamnya.

Bagi yang belum tahu betapa krusialnya sosok Boateng bagi Die Roten, statistik berikut bisa menyajikan jawaban.

Sejak tiba di Sabener Strasse lima tahun lalu, Boateng merupakan pemain dengan penampilan kompetitif terbanyak nomor tiga (203 laga) di belakang dua pemain kunci Bayern lain, Thomas Muller (229) dan Philipp Lahm (226). Musim ini, Boateng sudah tampil dalam 27 dari total 28 partai yang dilakoni Bayern. Boateng juga merupakan pemain terkuat di Bundesliga dalam hal duel dengan lawan, di tanah (65,8 persen) dan di udara (73,7 persen).

Bukan cuma soal bertahan, di bawah komando Guardiola, bek 27 tahun ini bahkan mengampuperan baru sebagai quarterback dengan kerap mengirimkan umpan-umpan panjang super akurat ke lini depan yang tak jarang menginisiasi terjadinya gol. Musim ini, tiga assist sudah dibuat Boateng, yang menjadi catatan terbaiknya dalam semusim. Torehan istimewa untuk ukuran bek.

Cukup sudah untuk mengkultuskan Boateng. Kini, mari menebak-nebak seperti apa modifikasi lini belakang Bayern untuk mengakali absensi panjang Boateng. Setidaknya, terdapat tiga cara yang bisa dilakukan oleh Guardiola.

Pertama, memainkan salah satu dari Medhi Benatia dan Holger Badstuber, atau menurunkan keduanya secara sekaligus di jantung pertahanan. Seperti diketahui, Benatia dan Badstuber saat ini merupakan dua bek tengah murni yang tersisa di skuat. Sayang, keduanya sama-sama rentan cedera dan akrab dengan inkonsistensi performa.

Hal tersebut menggiring kita ke opsi kedua, dengan memplot salah satu dari sederet pemain multifungsi ke posisi bek sentral. Terdapat nama-nama seperti Javi Martinez, Xabi Alonso, David Alaba, atau bahkan Arturo Vidal yang bisa dipasang sesuai kebutuhan Guardiola sebagai pengganti langsung Boateng. Terakhir atau pilihan ketiga adalah terjun ke bursa transfer musim dingin.

Seperti halnya Bayern, timnas Jerman juga dirugikan oleh absensi Boateng. Persiapan Die Mannschaft jelang Euro 2016 dipastikan akan terganggu. Beruntung, pelatih Joachim Low sudah menyisakan satu slot eksklusif kepada Boateng. “Sama seperti kasus Sami Khedira sebelum Piala Dunia 2014 di Brasil, kami akan tetap membukakan pintu selama mungkin untuknya. Jerome adalah seorang petarung dan profesional papan atas,” tutur Low.

Boateng diperkirakan akan comeback pada April hingga Mei mendatang. Sekalipun sudah pulih, Boateng masih harus berjuang lagi untuk kembali ke performa puncak. Itu artinya, Bayern dan Jerman harus menunggu waktu lebih lama lagi untuk bisa melihat Boateng dengan level bermain yang sama.

Philipp Lahm pelan-pelan sudah mengisyaratkan kiamat kecil ini. “Segalanya terasa pahit ketika mengetahui cedera Jerome. Ini jelas bukan situasi yang sempurna,” kata kapten Bayern itu.

Ya, Bayern — dan juga Jerman — memang masih kelihatan gagah perkasa tanpa Boateng. Tetapi mereka tahu, ada sebuah kepingan yang telah hilang ditelan oleh musuh tak terelakkan dalam sepakbola bernama cedera.