Paris Saint Germain (PSG) menyebut bahwa Real Madrid merupakan pihak yang bersalah dalam inflasi yang terjadi di dunia sepak bola.
Dalam beberapa tahun terakhir, klub-klub asal Prancis terutama PSG mulai getol untuk menggelontorkan dana banyak demi merekrut pemain bintang.
Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Ligue 1 yang dinilai masih jauh kualitasnya dari liga-liga besar lainnya di Eropa.
Namun perlahan, apa yang dilakukan klub-klub Prancis itu dinilai sebagai penyebab terjadinya inflasi di sepak bola yang membuat harga dan gaji para pemain menjadi melambung tinggi.
Akan tetapi, Sekretaris Jenderal PSG Victoriano Melero menolak anggapan tersebut. Ia kemudian menuding Real Madrid sebagai penyebab harga gila-gilaan pesepak bola saat mereka membangun Los Galacticos di era 2000-an awal.
“Situasi inflasi dalam ekosistem sepak bola bukan disebabkan oleh PSG tetapi oleh Real Madrid era Galactico di tahun 2000-an. Paris Saint-Germain, Manchester City dan Monaco, melalui pemegang saham mereka, tidak bertanggung jawab atas situasi inflasi yang sebenarnya,” kata Victoriano Melero dalam Majelis Nasional PSG dikutip dari AS.
Melero kemudian juga mengkritisi sistem Financial Fair Play yang diterapkan saat ini. Ia menyebut pembatasan keuangan itu membuat tidak ada ruang untuk klub muncul menjadi tim besar baru.
“Investasi perlu dibebaskan sehingga klub baru dapat muncul, dan itu adalah sesuatu yang tidak terjadi dengan Financial Fair Play. Ini adalah mekanisme yang memungkinkan klub bersejarah tetap berada di puncak. Apakah kita benar-benar menginginkan ekosistem yang tertutup?” ujar Melero.
Di Prancis sendiri, kata-kata Melero ini dianggap sebagai serangan terhadap Liga Super Eropa yang beberapa waktu lalu sempat diusulkan di mana membuat hanya tim-tim besar bisa saling berkompetisi dalam satu turnamen.
Liga Super Eropa merupakan kompetisi yang hanya diikuti oleh tim-tim besar di Eropa dan Real Madrid menjadi salah satu tim yang memprakarsai terbentuknya turnamen tandingan Liga Champions itu.
Hubungan PSG dan Real Madrid dalam beberapa bulan belakangan memang memanas akibat keinginan Los Blancos merekrut Kylian Mbappe.
Beberapa waktu sebelumnya, PSG sempat melontarkan kritikan pedas kepada Madrid sebagai klub yang tidak punya rasa hormat karena mendekati Mbappe secara personal.
Meski El Real kemudian meminta maaf, namun sang Presiden Florentino Perez kembali memantik apik saat menyindir PSG sebagai klub gila yang dimiliki negara.
“Kami berusaha mendatangkan pemain bagus dan terbaik. Tetapi Anda harus memiliki kemungkinan untuk bermain,” kata Perez dikutip dari Mundo Deportivo.
“Sekarang, jika kami memberi 200 juta Euro, mereka tidak akan menjualnya. Ketika kontrak selesai lebih baik, tetapi saat ini ada klub-negara yang gila, dan mereka tidak akan menjual pemain kepada Anda,” sindirnya.
Perang urat syaraf antar PSG dan Real Madrid ini diprediksi akan terus berlanjut karena bursa transfer Januari semakin dekat di mana Mbappe masih belum menandatangani kontrak baru di Paris.
Dengan begitu, Los Blancos sudah bisa bernegosiasi dengan penyerang internasional Prancis itu dan mendatangkannya musim depan dengan gratis.