by

Ilkay Gundogan Kini Jadi Kartu As Guardiola di Manchester City

Gelandang Manchester City, Ilkay Gundogan, sedang dalam performa gemilang pada awal musim 2016-2017. Sejauh ini, Gundogan mampu mencatat lima gol hanya dalam 10 pertandingan bersama The Citizens di berbagai ajang.

Empat gol terakhir Gundogan bahkan tercipta hanya dalam dua laga pamungkas kontra West Bromwich Albion, Sabtu (29/10/2016), dan Barcelona, Selasa (1/11/2016). Sementara itu, gol pertama Gundogan untuk Manchester City dicetak ke gawang AFC Bournemouth pada 17 September lalu.

Mencetak gol sebenarnya bukan keahlian utama Gundogan. Saat lima musim membela Borussia Dortmund, jumlah gol terbanyaknya dalam setiap musim hanya empat gol yang tercipta pada 2011-2012 dan 2012-2013.

Catatan lima gol bersama Manchester City, menyamai rekor terbaiknya saat masih berseragam FC Nurnberg pada 2010-2011. Saat itu, Gundogan menyarangkan jumlah gol yang sama dalam 26 pertandingan.

Performa impresif pemain tim nasional Jerman itu tak terlepas dari perubahan peran yang diterapkan Pep Guardiola kepada dirinya. Kini, Gundogan bukan lagi bertugas sebagai gelandang bertahan, melainkan gelandang tengah yang sejajar dengan posisi Kevin de Bruyne.

Tugas baru tersebut terekam dalam statistik yang dikeluarkan Squawka pada Rabu (2/11/2016). Selama 10 laga awal Premier League, Gundogan hanya berhasil memutus serangan lawan sebanyak empat kali, jauh dari catatan Fernandinho yang menghasilkan 22 intercept.

Guardiola kerap menggunakan formasi 4-1-4-1 untuk pasukan Manchester Biru. Tugas satu gelandang bertahan untuk memutus serangan lawan diberikan kepada Fernandinho. Hal itu membuat Gundogan bebas berkreasi di lini serang The Citizens.

Bisa saja, Gundogan lepas dari kawalan lini belakang lawan karena keberadaan rekan-rekannya yang memiliki kemampuan menyerang lebih baik, seperti De Bruyne, David Silva, Raheem Sterling, ataupun Nolito. Keuntungan itulah yang bisa dimanfaatkan pemain kelahiran Gelsenkirchen itu untuk tampil lebih tajam.

Gundogan sebelumnya tidak pernah memiliki peran seperti saat ini. Ketika masih di FC Nurnberg dan Dortmund, pemain berusia 26 tahun itu lebih aktif bermain sebagai deep-lying playmaker yang berdiri sejajar dengan ball winning player.

Dia berduet dengan Timmy Simmons saat masih di FC Nurnberg. Sementara itu bersama Dortmund, Gundogan menjadi teman sejati Sven Bender sebagai gelandang bertahan.

Kemampuan cepat beradaptasi yang dimiliki Gundogan, diakui mantan pemain timnas Jerman, Dietmar Hamann. “Gundogan pemain yang cerdas. Dia bisa beradaptasi dengan cepat bersama tim. Saya tidak terkejut akan hal itu,” kata Hamann.

Selain tampil tajam, Gundogan juga tetap bisa mempertahankan kemampuan melepaskan umpan-umpan akurat. Saat menghadapi Barcelona di Etihad Stadium, Gundogan mencatat 97 persen umpan akurat yang merupakan pencapaian tertinggi dari seluruh pemain kedua tim.

Kemampuan Gundogan untuk cepat beradaptasi, tampil lebih tajam, dan bisa terus mempertahankan keakuratan umpan, membuat Guardiola tersenyum lebar. Manajer asal Spanyol itu tak ragu memberikan pujian kepada pemain yang memiliki darah Turki itu.

“Saya berterima kasih kepada Gundogan. Kami membutuhkan dia. Tanpa dia, kami tidak mungkin bisa meraih target yang ditetapkan klub,” tutur Guardiola.

Gundogan membuktikan diri bahwa banderol 22 juta poundsterling yang dikeluarkan Manchester City demi membawanya dari Dortmund, saat ini tidak sia-sia. Tinggal bagaimana Gundogan mengatasi satu masalah utama yang selama ini kerap menghampirinya, yakni cedera!