BOLASPORT.com – Diam-diam, orang terkaya Indonesia menjadi pemilik klub divisi bawah Italia, Como 1907, pada awal tahun ini. Sang pembeli ternyata hanya mengeluarkan uang kurang dari Rp5 miliar untuk membeli kubu Serie C tersebut.
Menurut Calcio E Finanza, Como 1907 resmi menjadi milik Grup Djarum melalui perusahaan bernama SENT Entertainment pada awal April 2019.
Situs sama juga mengatakan bahwa secara resmi SENT berbasis di London tetapi kontrol perusahaan ada di Grup Djarum yang dimiliki Michael Bambang dan Robert Budi Hartono, orang terkaya ke-54 dunia dengan Forbes menaksir kekayaan kolektif keduanya di angka 35 miliar dolar.
Pembelian Como 1907 tersebut dikonfirmasi oleh Mirwan Suwarso pada acara bincang-bincang MolaTV dengan para media di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019).
Perwakilan MolaTV yang berafiliasi dengan Grup Djarum tersebut mempresentasikan acara dokumenter bertajuk “The American: Como 1907“, sebuah acara dokumenter di MolaTV yang fokus ke klub Italia tersebut.
Acara dokumenter tersebut masih dalam proses shooting karena mencakup petualangan klub untuk musim 2019-2020 ini. Di teaser dokumenter tersebut juga terlihat bagaimana infrastruktur Como 1907 benar-benar tak terurus dengan atap yang mengelupas.
Klub tersebut bahkan tadinya tak punya pemain sama sekali untuk mengarungi Serie C musim ini.
Mirwan mengungkapkan kalau Grup Djarum tak menggemboskan dompet untuk membeli Como 1907.
Mirwan mengungkapkan kalau Grup Djarum tak menggemboskan dompet untuk membeli Como 1907.
“Kami belinya tak sampai 5 miliar rupiah,” ujarnya kepada para wartawan yang berkumpul.
“Istilahnya, kami menebus di pegadaian. Kami hanya memastikan karyawan mereka gajinya terselesaikan.”
“Seperti tadi dibilang di teaser, bahwa per 1 Juli pemainnya bahkan tak ada. Jadi, kami seperti mengambil aset tak terurus dan kami poles lagi,” lanjut mantan sutradara film tersebut.
SENT menunjuk Michael Gandler, mantan manajer pemasaran dan pemasukan Inter Milan pada era presiden Erick Thohir, sebagai CEO baru.
Pada pernyataan resminya, SENT berikrar untuk “bekerja erat dengan pemerintah kota Como, partner lokal, dan stakeholder kunci lainnya.”
“Suatu langkah strategis akan diluncurkan untuk mengembangkan struktur korporat solid yang akan menjamin keberdayaan finansial Como untuk menargetkan investasi ke infrastruktur olahraga, pengembangan usia muda, stadion, dan tentunya tim utama.”
Selain membenahi dan mengeluarkan potensi klub tersebut, Grup Djarum juga ingin memakai tempat latihan Como 1907 sebagai rumah bagi Garuda Select, program akselerasi perkembangan pemain Elite Pro Academy yang berjalan sekitar 5-6 bulan di Eropa.
Garuda Select angkatan pertama beranggotakan 26 pemain dan melakukan training camp selama 5 bulan di Birmingham, Inggris, sejak Januari 2019.
Garuda Select angkatan kedua baru diberangkatkan beberapa minggu lalu.
“Di Inggris, kami menyewa tempat dan kamar. Di Italia nanti kami akan mempunyai rumah sendiri,” tutur Mirwan Suwarso.
“Balik lagi, tujuannya adalah untuk melayani sepak bola Indonesia.”
Sementara, Corriere di Como mengatakan bahwa harga Como 1907 relatif rendah berbanding dengan potensi kota tersebut dan timnya.
Bahkan, koran lokal Como itu mengutarakan kalau klub bisa balik dengan mudah ke Serie A dengan sokongan dana yang relatif sedikit bagi liga di Eropa.
“Kembalinya klub ke Serie A dapat menghasilkan, hanya dari hak siar televisi, sekitar 30 juta euro per tahun,” ucap Marco Bellinazzo, wartawan yang spesialis hubungan sepak bola dengan keuangan kepada Corriere di Como.
“Dengan berinvestasi sebesar 15-20 juta euro, klub bisa kembali ke Serie A tanpa masalah berarti mengingat betapa ‘matinya’ sepak bola divisi bawah di Italia. Perjalanan ke Serie A akan lebih mudah dengan raksasa finansial di belakang tim tersebut,” lanjutnya.
Bellinazzo juga mengatakan bahwa keindahan kota dan Danau Como yang terkenal selama berabad-abad lamanya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi investor luar.
“Bagi mereka yang terlibat di bagian komunikasi klub, akan sangat menguntungkan untuk punya tim dengan nama Como,” tuturnya.