by

FIFA Kesulitan Menangani Football Leaks yang Bongkar Rahasia Klub-Klub Bola

Meski berkomitmen menjadikan FIFA sebagai organisasi yang bersih, Gianni Infantino kesulitan untuk membungkam Football Leaks, sebuah situs yang tidak diketahui pemiliknya. Situs ini kerap membongkar kesepakatan-kesepakatan transfer pesepakbola antara dua klub.

Biasanya kesepakan-kesepakatan tersebut tertutup untuk konsumsi publik, namun bisa dibongkar oleh Football Leaks. Bukan hanya soal klausul tersembunyi dalam transfer pemain, laman tersebut pun memberitakan skandal pajak pesepakbola.

Pernah diinvestigasi oleh otoritas Portugal karena dianggap melakukan pemerasan dan santase, Januari lalu, namun hingga kini tidak ada ujung beritanya. Sebulan kemudian Javier Tebas selaku presiden Liga Spanyol menyalahkan FIFA karena membocorkan kontrak pembelian tiga pesepakbola La Liga.

Menurut Gianni Infantino, penutupan Football Leaks merupakan salah satu impiannya. “Apapun yang tidak mempresentasikan citra baik sepak bola adalah sesuatu yang harus kita khawatirkan. Ada banyak masalah yang bisa kami tangani, tapi ada juga yang tidak bisa,” ujar pria asal Yunani ini pada Marca.

“Football Leaks contohnya. Kita lihat saja apa yang terjadi pada transfer pemain. Dalam satu jendela transfer, ada perputaran uang sebesar Rp 28 hingga 42 triliun dalam satu kesepakatan.”

“Itu jumlah yang sangat besar dan itu sebabnya penting bagi dunia sepak bola mempunyai sistem yang menjamin transparansi dan uang tersebut bisa berada di tangan yang tepat, yang merupakan sebuah kesulitan tersendiri.”

Di saat yang sama Infantino pun kembali mengungkapkan idenya perihal jumlah kontestan Piala Dunia yang mencapai 48 tim.”Saya rasa dewasa ini Piala Dunia bukan lagi sekedar kompetisi olahraga. Ini kegiatan sosial, lebih dari sekedar kompetisi olahraga. Perkembangan kegiatan dan kualitas sepak bola telah meningkat tajam.”

“Di Liga Inggris, ada pesepakbola dari 69 kewarganegaraan berbeda. Di Piala Dunia terakhir, contohnya, Italia dan Inggris tersingkir oleh Kosta Rika, yang merupakan tim bagus, tapi bukan (tersingkir) oleh timnas Argentina yang diperkuat Messi atau Brazil dengan Neymar.”

“Sepak bola bukan hanya sekedar Eropa dan Amerika Selatan. Itu sebabnya kita harus menghargai hal itu. Saya rasa penting untuk memasukan lebih banyak negara dalam kegiatan ini. Bagi Spanyol, normal untuk bisa bermain di Piala Dunia tapi ada banyak negara yang belum pernah mengikuti atau hanya sekali atau dua kali saja.”

“Sangat sulit untuk mencapai November (laga terakhir penyisihan) dan tahu bahwa anda tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke Piala Dunia.”

“Babak kualifikasi bisa menjadi dorongan yang luar biasa bagi sebuah negara tapi jika anda tidak bisa (masuk ke Piala Dunia), pelatih bisa dipecat, presiden (federasi atau asosiasi) memiliki masalah dan hal sama juga berlaku bagi klub.”

“Hanya ada aspek positif dari hal ini sebab sepak bola menjadi kian terbuka untuk semua negara. (Akan ada) 16 grup yang berisi tiga tim dan kemudian masuk ke babak knock-out. Kita bisa menerapkan sistem ini pada 2026,” jelasnya.