Site icon Berita Sepak Bola Terkini | scoreindonesia

Euro 2016 Usung Teknologi dan Peraturan Pertandingan Baru

indolivescore.com – Euro 2016 tidak hanya menghadirkan teknologi baru. Peraturan pertandingan atau laws of the game pun baru. Aturan tersebut diaplikasikan per 1 Juni.

*******

TRIPLE punishment. Itulah hukuman yang harus dihindari pemain di lapangan hijau. Triple punishment atau tiga hukuman secara berturut-turut tidak hanya merugikan pemain yang bersangkutan, tetapi juga tim yang dibela.

Contoh ganjaran triple punishment adalah pemain yang melakukan pelanggaran keras terhadap lawan di kotak penalti tidak sekadar menerima kartu merah. Namun, dia juga harus absen pada laga berikutnya. Plus, pemain lawan sebagai korban pelanggaran akan memeroleh hadiah penalti.

Nah, IFAB atau International Football Association Board menilai bahwa sanksi triple punishment itu terlalu berat. Karena itulah, otoritas yang membuat aturan sepak bola itu merevisi sanksi triple punishment tersebut. Jika ada pemain yang melakukan pelanggaran di kotak penalti, dia cukup menerima kartu kuning. Bukan kartu merah langsung. Meski, pelanggaran itu dikategorikan sebagai tindakan menghalangi lawan yang berpeluang mencetak gol.

Namun, wasit harus cermat melihat model pelanggaran tersebut. Bila si pemain menghentikan lawannya dengan cara tidak sportif, wasit berhak langsung memberikan kartu merah. Pelanggaran yang tidak sportif, misalnya, menyentuh bola, menarik pemain lawan saat dalam posisi pasif, dan pelanggaran yang menjurus kasar. Untuk kasus semacam itu, sanksi triple punishment tetap diterapkan.

Uji coba revisi triple punishment tersebut dilakukan saat Inggris melawan Turki pada Minggu (22/5). Saat itu Mehmet Topal melanggar Jamie Vardy di kotak terlarang. Tetapi, gelandang Timnas Turki itu hanya menerima kartu kuning. Inggris juga mendapat hadiah tendangan penalti yang saat itu gagal dikonversi menjadi gol oleh Harry Kane.

Direktur Teknik IFAB David Elleray menyatakan, selama ini triple punishment kerap memancing kontroversi. ’’Karena itulah, dengan aturan baru ini, kami bisa menjelaskan apa yang mesti dilakukan wasit, pemain, ofisial, ataupun fans jika berhadapan dengan masalah seperti itu di lapangan,’’ papar Elleray kepada BBC. ’’Yang jelas, peraturan ini dibuat demi mengurangi kontroversi,’’ lanjutnya.

Total, ada 95 aturan yang berubah setelah IFAB melakukan studi selama 18 bulan. Tidak semua perubahan itu bisa diaplikasikan di Euro 2016. Termasuk penghapusan hukuman bagi pelanggar triple punishment. Praktis, maksimal hanya akan ada 17 peraturan baru yang dapat diterapkan. Sejumlah peraturan tersebut bakal mulai diujicobakan per 1 Juni atau sepekan sebelum kick-off Euro 2016 berlangsung.

Pengurangan sanksi bagi pelanggar triple punishment merupakan perubahan paling signifikan. Hal itu disampaikan mantan wasit elite FIFA asal Inggris, Howard Webb. Dalam wawancaranya di situs Red Bulletin, Webb mendukung perubahan tersebut. Menurut Webb, tidak semua pemain bertahan itu bisa dinyatakan bersalah jika menghentikan lawan. Sekalipun, lawannya berpeluang mencetak gol. ’’Yang terpenting, pemain bertahan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan aturan,’’ tegas wasit final Piala Dunia 2010 tersebut.

Webb mengungkapkan, revisi peraturan perubahan itu membuat pertandingan seperti kembali pada era ‘80-an. Ketika itu triple punishment hanya berupa pemberian sanksi kartu kuning dan hadiah tendangan bebas bagi tim yang salah seorang pemainnya dilanggar.

Agar tidak menimbulkan kontroversi, Webb meminta perubahan-perubahan itu dipahami korps baju hitam yang bertugas di Euro nanti. ’’Sebab, semua itu bakal lebih rumit. Wasit harus berpikir keras sepersekian detik sebelum mengeluarkan keputusan,’’ tandasnya.