Romelu Lukaku mengungkapkan dirinya bisa membentuk duet yang kompak bersama Lautaro Martinez di Inter Milan karena sejak awal keduanya mampu berkomunikasi dengan baik.
Lautaro Martinez sudah lebih dahulu tiba di Inter sejak tahun 2018. Sementara itu Lukaku baru mendarat di Giuseppe Meazza pada musim panas 2019 kemarin.
Antonio Conte kemudian menduetkan keduanya. Strategi ini berhasil dan keduanya membentuk kerjasama yang mematikan.
Di Serie A, Lautaro telah mengemas 11 gol. Sementara itu Lukaku mengemas 17 gol. Artinya keduanya telah menyumbangkan 28 gol bagi Nerrazurri, jumlah itu lebih dari separuh total gol yang dikemas Nerrazurri sejauh ini di liga (49 gol).
Romelu Lukaku kemudian membeberkan secuil rahasia kesuksesannya berduet dengan Lautaro Martinez. Ia mengatakan bahwa kunci kesuksesannya itu adalah komunikasi yang lancar.
“Semuanya dimulai pada hari pertama ketika saya tiba di Inter,” bukanya pada sesi Live Instagram bersama Thierry Henry, seperti dilansir Goal International.
“Saya berbicara bahasa Spanyol dan itu membantu karena saat itu di lapangan kami langsung kami tahu kiri, kanan. Saya bertanya padanya ‘apa yang kamu suka dari pasanganmu?’ Saya berkata kepadanya ‘ketika saya mendapatkan bola saya suka pasangan saya untuk bergerak cepat di sekitar saya dan menjadi dinamis juga karena itulah cara pelatih ingin kita bermain’,” ungkapnya.
“Ini membantu saya karena dalam beberapa permainan saya harus bermain lebih seperti target man dan kemudian ia akan membantu saya lebih banyak dengan gerakan-gerakan ini dan di beberapa laga kami berdua harus dinamis dan berlari ke ruang kosong,” terang Lukaku.
Romelu Lukaku mengatakan bahwa ada hal lain juga yang berperan dalam kesuksesannya berduet dengan Lautaro Martinez. Hal itu tak lain adalah gemblengan keras dari seorang Antonio Conte.
Dikatakannya, Conte akan selalu menunjukkan kepada dirinya dan rekannya itu setiap detil permainan mereka melalui video sebelum memulai latihan. Lukaku pun mengaku ia sangat menikmati setiap polesan sang pelatih.
“Cara kami bekerja dalam latihan adalah bahwa setiap hari kami melakukan analisis video tentang cara kami bekerja sehingga jarang kami akan membuat kesalahan yang sama pada hari berikutnya,” tuturnya.
“Ia (Conte) akan menunjukkannya di video sebelum latihan sehingga ia berharap dalam sesi ini bahwa kami tidak melakukan kesalahan yang sama. Jika Anda memiliki manajer yang selalu menyukai Anda seperti itu setiap hari, itu hanya akan bagus. Saya masih 26 tahun, saya selalu berpikir tentang meningkatkan kemampauan saya dan menjadi lebih baik sehingga saya tidak keberatan,” pungkasnya.