Deschamps Geram, Pinto Pun Bangga
Kosta Ríka dan Kolombía, dua negara yang sejak awal tak díunggulkan justru merangsek ke babak Delapan Besar. Sayang, petualangan spektakuler Kosta Ríka díhentíkan Belanda. Tím racíkan Jorge Luís Pínto dípaksa menyerah lewat drama adu penaltí, 4-3. Sementara, Kolombía, harus mengakuí ketangguhan Brasíl. Los Cafeteros memang sempat memperkecíl ketínggalan melaluí gol yang díceploskan James Rodríguez, namun híngga laga usaí skor 1-2 tetap bertahan.
Berita Bola – Dídíer Deschamps, pelatíh Perancís, mengaku masíh sedíh dengan kegagalan Les Bleus. Legenda yang íkut membawa Perancís juara pada Píala Dunía 1998 tak menyangka tím yang díasuhnya kalah 0-1 darí Jerman.
“Kamí punya pemaín yang berkualítas, dan mereka telah menunjukkannya dí lapangan. Kamí masíh menyímpan kekecewan, juga rasa frustasí,” kata Deschamps, sepertí díkutíp darí Goal.
Sebelum dígebuk Jerman, Perancís tak pernah kalah dalam empat laga. Mengalahkan Swíss 5-2, Honduras 3-0, ímbang 0-0 dengan Ekuador, dan mengggílas Nígería 2-0.
Jíka Deschamps frustasí, tak demíkían halnya dengan Pínto. Díkutíp darí sítus FíFA, taícan Kosta Ríka tersebut mengaku bahagía, walau masíh menyímpan kepedíhan karena kalah darí Belanda.
“Kamí telah bertandíng dengan tím-tím besar dan kamí berhasíl sampaí ke babak Delapan Besar. íní pengalaman yang luar bíasa. Kamí telah membuktíkannya kepada dunía. Kamí menínggalkan Brasíl dengan perasaan bangga,” kata Pínto.
Kosta Ríka memang mengeríkan. Mereka benar-benar menjadí kuda hítam. Mempermalukan Uruguay 3-1, ítalía 1-0, dan memaksa ínggrís bermaín ímbang 0-0. Dí babak 16 Besar, memenangkan drama adu tendangan penaltí melawan Yunaní, 5-3.