by

Chelsea Awali Liga dengan Start Buruk & Sindrom Musim Ketiga Jose Mourinho

indolivescore.com – Chelsea sudah kebobolan sembilan gol dan hanya mengoleksi empat poin dari empat laga. Sindrom musim ketiga The Special One dimulai?

Seharusnya akhir pekan lalu kemarin menjadi momen manis bagi Jose Mourinho. Manajer Chelsea itu melakoni partai Liga Primer Inggris ke-200 sekaligus melangsungkan partai EPL ke-100 di Stamford Bridge. Nikmat mana yang bisa didustakan Mourinho jika bisa menandai tonggak bersejarah itu dengan sebuah kemenangan guna mengembalikan Chelsea ke rel juara.

HASIL NEGATIF CHELSEA
LIGA PRIMER INGGRIS 2015/16
2-2 Swansea City
0-3 Manchester City
3-2 West Bromwich Albion
1-2 Crystal Palace

Sayang, Crystal Palace secara tak terduga merusak pesta Mourinho. Ada kerutan nyata dalam kening pelatih berusia 52 tahun itu. Chelsea baru saja terkapar di kandang sendiri oleh rival sekotanya itu dengan skor2-1, Sabtu (29/8) malam WIB.

Pemain pengganti Radamel Falcao sempat menumbuhkan optimisme ketika menyambar crossingPedro Rodriguez untuk mencetak gol penyama di menit 79 yang sekaligus mengakhiri dahaga gol bomber Kolombia itu. Namun, tepat di saat euforia itulah Palace mampu mengembalikan keunggulan lewat tandukan manis Joel Ward di menit 81 yang bertahan hingga laga tuntas.

Itulah kekalahan kedua Chelsea di Liga Primer musim ini dan membuat mereka terpental ke peringkat 13 dengan hanya mengoleksi empat poin dari empat laga, tertinggal delapan poin dari Manchester City yang masih perkasa dan sempurna di puncak klasemen. Rapor merah tersebut tentu saja sangat tidak wajar bagi tim sekelas Chelsea, sang juara bertahan bertabur bintang dan banyak dijagokan akan kembali menjadi kampiun di musim 2015/16.

Sekedar catatan, koleksi empat poin tersebut menjadikan Chelsea sebagai tim juara bertahan terburuk kedua dalam sejarah Liga Primer dalam fase empat matchday pembuka. Hanya Blackburn Rovers (juara EPL 1995) yang punya rekor lebih buruk dengan hanya mengoleksi tiga angka di musim 1995/96.

Tak pelak, semua sorotan kini mengarah kepada Mourinho. Apakah sentuhan magis Mou, yang terasa begitu nyata di sepanjang musim lalu, kini sudah terkikis habis? Boleh jadi iya. Sebab saat ini Mourinho sedang menjalani musim ketiga, musim di mana ia selalu mengalami musibah di klub-klub sebelumnya.

Sebelumnya, ketika menjalani periode pertama di Chelsea pada 2004-2007, Mourinho memang berhasil merengkuh Piala FA dan Piala Liga di musim ketiga. Namun hal itu tidaklah cukup membuat sang pemilik klub Roman Abramovich puas. Konglomerat Rusia itu menginginkan trofi Liga Primer dan Liga Champions. Di awal musim keempat di Stamford Bridge, Mou akhirnya berpisah setelah perbedaan dengan Abramovich sudah tidak bisa disatukan lagi yang diiringi dengan hasil buruk.

Pindah ke Internazionale, Mourinho tidak mengalami musim ketiga mengingat ia langsung pergi ke Real Madrid selepas mempersembahkan treble di musim keduanya (2009/10). Di Spanyol, kondisinya setali tiga uang, bahkan lebih buruk. Santiago Bernabeu pun ia tinggalkan setelah gagal membawa pulang trofi di musim ketiganya (2012/13). Konflik dengan kapten Iker Casillas di ruang ganti semakin memperkeruh keadaan.

Saat ini, dalam periode kedua Mou bersama Chelsea, jinx musim ketiga masih mengintai. Start payah di awal musim ditambah konflik dengan dokter tim Eva Caneiro membuat manajer asal Portugal itu berada dalam tekanan hebat. Kontrak baru hingga 2019 yang ia sepakati pada awal Agustus ini bukan jaminan pasti. Pintu keluar dari Bridge bisa kembali terbuka untuk kedua kalinya.

Start buruk Chelsea di awal musim ini menandai dimulainya sindrom musim ketiga Mou.

Sebagai penggemar sejati taktik pragmatis, Mourinho ternyata termakan oleh filosofinya sendiri. Kekalahan dari Palace itu membuat gawang Chelsea kini telah bergetar sembilan kali dari empat laga. Opta mencatat, inilah rekor kebobolan terburuk Chelsea dalam empat partai pembuka liga sejak musim 1971/72. Tak hanya itu, Chelsea juga menjadi tim EPL yang paling banyak menerima tembakan tepat sasaran di musim ini (30shot on target, bandingkan City yang hanya 6).

Catatan tersebut menjadi ironi bagi Mou dan pasukannya. Pasalnya, pelatih berjuluk The Special One itu benar-benar kecolongan di lini belakang, sektor yang selama ini menjadi basis kekuatannya. Di musim lalu, Chelsea berstatus sebagai tim dengan pertahanan terbaik di liga. Ejekan “parkir bus” yang begitu ikonis rasa-rasanya sudah tidak relevan lagi karena Chelsea kini sudah tidak memiliki “bus” yang dimaksud. Ya, pertahanan Chelsea yang tidak keruan menjadi biang keladi dari semua kekacauan ini.

Berbicara mengenai pemain yang paling layak dikambinghitamkan, tidak adil kalau hanya menaruh nama Branislav Ivanovic. Sulit dimungkiri bahwa bek kanan asal Serbia itu menjadi titik terlemah di musim ini dan kembali terulang pada akhir pekan lalu di mana dua gol Palace berawal dari umpan silang dari pertahanan kanan Chelsea. Namun beberapa pemain lain juga layak dipertanyakan kontribusinya.

Nemanja Matic sebagai jangkar permainan kerap salah membaca alur bola, raja assist musim lalu Cesc Fabregas belum juga memberikan assist di musim ini, dan sang ujung tombak Diego Costa berkali-kali tak berkutik dan baru mencetak sebiji gol. Selain itu, Mourinho secara tersirat mengkritik performa sang bintang utama Eden Hazard.

“Jika Anda pemain terbaik liga, saya kira Anda punya tanggung jawab untuk menunjukkan penampilan yang setidaknya sama seperti apa yang Anda tunjukkan sebelumnya. Secara umum, memang amat sulit tampil konsisten ketika ada pemain yang tidak tampil sebagaimana mestinya,” ujarnya kepada The Guardian.

Saatnya Mourinho menyingkirkan Branislav Ivanovic dari Starting XI Chelsea?

Mou menambahkan, “Harus diakui, terdapat dua atau tiga pemain yang performanya jauh dari memuaskan. Saya menyalahkan diri saya karena tidak mengganti mereka dan malah memainkannya selama 90 menit.” Tidak dijelaskan siapa pemain yang dimaksud Mou, namun sudah cukup menjelaskan bahwa akan ada perubahan dalam Starting XI untuk laga selanjutnya kontra Everton pada 12 September mendatang.

Seiring bursa transfer musim panas segera ditutup, Mourinho menegaskan dirinya tidak akan melakukan pembelian panik dalam deadline day. “Saya harap [hasil buruk] ini tidak mendorong kami ke bursa transfer. Saya tidak menyukainya. Saya dan pemain harus bekerja lebih baik,” katanya.

Walau begitu, Chelsea diperkriakan masih bakal beraktivitas di lantai bursa hingga saat terakhir. Kabar terkini menyebutkan, Chelsea tinggal selangkah lagi mendatangkan bek asal Senegal, Papy Djilobodji (Nantes), sementara transfer Ezequiel Garay (Zenit) juga sedang diupayakan. Keduanya menjadi alternatif setelah incaran utama, John Stones, masih sulit dibujuk keluar dari Everton.

Bagaimanapun, musim 2015/16 baru menginjak pekan keempat. Terlalu cepat untuk mengatakan bahwa sindrom musim ketiga telah kembali menjangkiti Mourinho kendati gejalanya sudah tampak. “Empat poin dalam empat laga adalah awal yang sangat buruk. Di liga lain, saya akan katakan bahwa persaingan juara berakhir. Namun di Liga Primer, saya tidak akan mengatakan bahwa persaingan berakhir,” imbuh Mourinho yang kini di kepalanya sudah semakin banyak ditumbuhi uban.