Hari Jumat (19/2/2021) mendatang akan menyediakan momen istimewa buat pemain Real Sociedad, Adnan Januzaj. Pemain berumur 26 tahun itu akan bereuni dengan mantan klubnya, Manchester United, di ajang Liga Europa.
Pertandingan tersebut bakalan digelar di tempat netral, yakni Allianz Stadium yang merupakan markas Juventus. Perubahan tempat digelarnya pertandingan ini disebabkan oleh protokol Covid-19 yang diterapkan oleh negara Spanyol.
Januzaj punya sejarah panjang dengan Manchester United. Namanya dikenal publik ketika dirinya mulai muncul bersama skuad inti pada musim 2013/14 usai memperkuat tim akademi selama dua tahun.
Kala itu usianya masih cukup muda. Namun, Januzaj mampu mengambil tempat di skuad inti dan mencatatkan total 35 penampilan dalam semua kompetisi. Sayang, kesempatan bermainnya menurun seiring waktu berjalan.
Pelatih Manchester United di musim 2013/14, David Moyes, memiliki kepercayaan yang cukup tinggi kepadanya. Namun nasibnya berubah hampir 180 derajat ketika MU memutuskan untuk memecat Moyes.
Saat berbincang dengan ESPN, Januzaj mengungkapkan kalau Louis Van Gaal – pelatih MU setelah Moyes – jadi penyebab dirinya hengkang dari Old Trafford. Pasalnya, Van Gaal lebih mengutamakan pemain yang lebih berpengalaman.
“Saya sempat punya Fergie dan David Moyes, pelatih yang percaya kepada saya, namun kemudian ada orang lain datang dan menginginkan sedikit pengalaman di dalam tim,” ungkap Januzaj.
“Sebagai anak muda, anda harus diam dan melakukan apa yang orang lain katakan. Saya tidak punya pelatih yang tepat untuk mendorong saya. Contohnya saat Van Gaal datang dan saya bermain satu dari enam laga, jadi rasanya sulit. Saya membatin, ‘apa yang saya lakukan di sini?”
Walau memori buruk tentang Van Gaal masih tersisa, namun Januzaj tidak serta merta melupakan kenangan manis saat di Manchester United. Kendati demikian, ia harus melupakan itu sejenak dan mengedepankan profesionalitasnya.
“Saya sangat senang bisa kembali ke sana, klub yang saya cintai. Begitu saya berada di lapangan, tidak akan ada lagi yang namanya teman karena sudah jelas, saya bermain di klub lain sekarang dan ingin meraih kemenangan,” tambahnya.
“Saya ingin lolos bersama tim. Saya sungguh sangat senang bisa kembali ke sana dan melihat orang-orang, tapi begitu di lapangan tidak ada lagi yang namanya teman,” pungkasnya.