indolivescore.com – Pertandingan Napoli vs Frosinone di pekan terakhir Liga Italia kemarin ternyata masih menyimpan misteri. FIGC selaku Federasi Sepakbola Italia mengakui bahwa mereka membuka penyelidikan tersebut karena dicurigai ada bandar judi yang bermain di dalamnya. Bukan menyangkut skor akhir, melainkan kartu merah bagi Mirko Gori.
Laga tersebut memang berakhir dengan skor 4-0 dan menjadi ajang pembuktian seorang Gonzalo Higuain. Namun yang menjadi fokus adalah ketika laga baru berjalan 13 menit ketika Gori menerima kartu merah langsung. Awalnya, gelandang Frosinone itu hanya menarik kostum Lorenzo Insigne dan wasit tidak memberinya kartu kuning sekalipun. Tapi kemudian dilaporkan ada perkataan kasar dari Gori pada wasit yang membuatnya langsung diusir.
AGIMEG (Agenzia Giornalistica sul Mercato del Gioco) atau bisa diartikan sebagai agensi yang mengawasi pasar sepakbola memiliki catatan negatif terhadap situasi Gori tersebut ketika dihubungkan dengan para bandar judi. Pasalnya ada hal aneh dari apa yang dipertaruhkan di Eurobet, Intralot, dan GoldBet dimana banyak yang bertaruh bahwa akan ada pemain Frosinone yang mendapatkan kartu merah.
“Sayangnya, saya akan membuka semuanya. Taruhan tersebut jarang ditentukan dan pada hari tersebut ada banyak taruhan soal kartu merah untuk Frosinone yang sangat banyak dibandingkan pertandingan lainnya, termasuk dengan liga di luar Italia. Di GoldBet, taruhan untuk itu mencapai 5000 euro dan di tempat lain ada jumlah yang lebih besar. Jika ditotal, ada nilai sebesar 200.000 euro untuk taruhan tersebut,” jelas Fabio Felici, Direktur AGIMEG.
“Ada beberapa anomali yang terjadi. Pertama, SNAI (perusahaan induk taruhan) tidak pernah menawarkan taruhan semacam itu di laga Napoli vs Frosinone. Kedua, kartu merah di menit awal itu tidak logis karena biasanya wasit masih sangat toleran di awal pertandingan.”
Gori sendiri kabarnya juga diselidiki atas kasus tersebut. Jika memang benar terjadi, maka rasanya memang sulit menghilangkan mafia dari sepakbola dan publik Italia tentu saja berharap tidak ada lagi kisah Calciopoli seperti pada 2006 lalu.