by

Adu Tajam Ferdinand Sinaga – Bambang Pamungkas

www.indolivescore.com – Stadion Si Jalak Harupat, Senin (5/10), bakal kembali menjadi panggung pergelaran dua tim asal Kota Kembang, yaitu Persib Bandung kontra Pelita Bandung Raya. Kedua tim akan pamer kekuatan untuk membuktikan siapa tim terbaik di Kota Bandung, pada laga perdana grup L babak delapan besar Indonesia Super League (ISL) 2014.

Selain itu, lakon terbaik juga tertuju kepada duel striker beda generasi. Ferdinand Sinaga mewakili seragam biru milik Persib, akan adu tajam dengan striker veteran PBR, Bambang Pamungkas.

Keliahaian kedua penyerang dalam mengonversi peluang di muka gawang musuh amat mungkin menentukan hasil akhir pertandingan derby Bandung ini.

Siapakah yang bakal lebih tajam? Ferdinand atau Bepe? Berikut ulasan  untuk laga nanti:


FERDINAND SINAGA

Cinta Lama Bersemi Kembali. Itulah kiasan yang dapat disematkan kepada Ferdinand Sinaga ketika pertama kali mengenakan seragam tim Persib Bandung. Maklum, setelah sekian lama bertualang, akhirnya Ferdinand kembali ke klub lamanya. Ya, Ferdinand pernah menimba ilmu semasa junior bersama Maung Bandung.

Kehadiran Ferdinand sebagai sumber gol Persib bak melepas banyak kerinduan. Maklum, sudah lama Persib mengidolakan sosok penyerang lokal nan subur. Dalam beberapa tahun terakhir, slot penyerang Persib selalu dihiasi sosok asing. Terakhir, nama striker naturalisasi asal Belanda Sergio van Dijk menjadi pujaan.

Persib kepincut setelah menyaksikan torehan menawan striker kelahiran Bengkulu ini bersama Putra Smarinda. Tengok saja, ia mampu menyaringkan 10 gol ke gawang lawan hasil 18 kali bermain. Kini bersama Persib, ia mencetak satu gol saban dua jam. Catatan tersebut terbilang lumayan mengingat ia lebih sering ditempatkan sebagai penyerang sayap kiri oleh pelatih Djadang Nurjaman.

Yang istimewa, pemain yang kini menjadi langganan membela timnas Indonesia itu mencetak semua golnya dari skema open play! Ferdinand mengandalkan kecepatan yang kini menjadi senjata utamanya dalam membongkar benteng pertahanan lawan. Kaki kirinya tetap menjadi andalan untuk menjaringkan bola. Tanpa Ferdinand, Persib seakan kehilangan taringnya di lini depan mengingat penampilan Djibril Coulibaly tak juga menemukan kata konsisten.

Jaminan tiga angka akan diraih Persib di akhir laga jika Ferdinand mencetak gol. Sebagai bukti, gol sumbangsih Ferdinand berasal dari tujuh pertandingan, lima laga berakhir tiga angka bagi Persib sisanya berujung imbang.

Peran pentingnya tersebut tak lagi terelakkan. Di usianya yang masih dalam kategori usia emas, yaitu 26 tahun, Ferdinand masih berpeluang memperbaiki catatan manisnya bersama Persib. Apalagi Ferdinand bisa tampil sebaagi penyerang sayap kiri maupun penyerang tengah sama baiknya.

Seperti pepatah tak ada gading yang tak retak, tindakan indisipliner menjadi bumbu dalam perjalanan kariEr seorang Ferdinand. Ia masih belum bisa mengatur sisi emosionalnya di lapangan. Terakhir, ia mendapat kartu merah langsung dalam laga kontra Semen Padang. Ia bahkan pernah memanjat pagar di GBK, padahal kala itu ia bermain dalam balutan seragam Merah Putih.

Meski demikian, perlahan tapi pasti sikap tempramennya sudah bisa dikikis setelah ia tampil gemilang bersama timnas U-23 di Asian Games 2014. Jiwa pembunuh Ferdinand “Sinagol” terasah dengan baik bersama timnas U-23 karena ia ditempatkan sebagai ujung tombak. “Killer Instinc” Ferdinand diprediksi akan kembali tumbuh di babak delapan besar. Gawang Pelita Bandung Raya pun menjadi sasaran pertamanya.

Banyak pihak yang meragukan kemampuan Bepe ketika pertama klai berlabuh di Pelita Bandung Raya. Selain karena sempat cuti selama satu tahun dari hingar bingar dunia sepakbola, Bepe pun dianggap sudah melewati usia emas untuk seorang pesepakbola. Anggapan itu pun menjadi nyata saat awal musim kompetisi ISL dimulai.

Saat putaran pertama dimulai, Bepe sering memulai laga dari bangku cadangan yang membuat rekening golnya masih minim. Namun perlahan tapi pasti, insting bepe sebagai predator kotak penalti lawan kembali tumbuh. Cederanya Gaston Castano hingga akhir musim menjadi berkah terselubung bagi Bepe untuk mengisi pos tunggal di lini depan.

Seiring kondisi fisiknya yang membaik, keran gol pun mengucur deras dari kepala maupun kaki mantan kapten timnas Indonesia itu. Terlebih pada medio Agustus, ia menemukan chemistry dengan gawang lawan. Gol perdananya tercipta saat ia dua kali membobol gawang mantan klubnya Persija Jakarta, 17 Februari lalu.

Hingga kini Bepe mencetak sembilan gol dalam enam pertandingan. Luar biasanya, hanya satu gol yang berasal dari titik putih. Hal itu membuktikan bahwa pemain berusia 34 tahun itu masih memiliki naluri membunuh yang sangat baik.

Sebagai seorang penyerang tengah, Bepe memang terbilang pendek dengan tinggi 170 cm. Terlebih, ia tidak memiliki kecepatan yang mumpuni untuk beradu cepat dengan bek lawan. Hanya, untuk ‘mengakali’ itu semua, ia diberkahi keahlian lain. Bepe memiliki vertical jump yang sangat tinggi hingga tak kalah bila duel udara dengan bek lawan.

The Boys Are Back selaku tim yang menggunakan jasa Bepe tentu tak akan sembarang mengontrak pemain yang telah lama “pensiun”. Ada satu hal yang diarah manajemen PBR dari diri Bepe: Kepemimpinan. Pemain jempolan dengan segudang pengalaman sangat berguna bagi tim yang diisi pemain muda usia. Pengalaman dan dedikasinya sangat berharga. Ia memiliki ketenangan yang luar biasa, yang sangat berguna bagi pemain muda.

Kini kondisi fisik Bepe memang sudah kembali ke performa terbaik. Namun, usia tak lagi bisa bohong yang membuatnya tak bisa lagi sebugar dulu. Namun, rasanya tak perlu menunggu waktu lama untuk melihat rekening golnya bertambah lagi. Babak delapan besar akan menjadi panggung pamer keahlian Bepe menceploskan si kulit bundar.