indolivescore.com – PERAN komentator dalam tayangan pertandingan sepak bola tanah air kini sangat diperhitungkan. Kalau komentarnya standar, ‘bung’ komentator akan mudah dilupakan dan tidak dijumpai lagi di tayangan siaran langsung sepak bola berikutnya. Makanya, beberapa komentator punya kata khas yang menjadi identitas mereka saat ini. Seperti ahay atau jebret.
Profesi ini juga punya risiko. Misalnya, saat komentarnya tidak enak didengar pendukung tim sepak bola di rumah (apalagi timnya kalah). Bung komentator pun akan dapat serangan di media sosialnya. Apalagi, sengaja atau enggak, memihak ke wasit dan hakim garis. Bisa gawat!
Nah berikut ini tipe-tipe komentator sepak bola kita
1. Komentator Normal
Komentator jenis ini sangatlah fokus. Selain jalannya pertandingan, ia juga mengamati hal teknis, seperti rumput yang hijau, kaos tim, sampai sudut pandang kamera dalam pengambilan gambar pertandingan. Sungguh normal.
2. Komentator Gampang Terharu
Ini agak merepotkan. Di tengah pertandingan, dia bisa tiba-tiba baper alias bawa perasaan. Apalagi kalau tim kesayangannya yang sedang main. Misalnya, komentator yang seorang Liverpudlian tiba-tiba bercucuran air mata saat menanggapi Daniel Sturridge dapat kartu merah. Atau bung komentator tiba-tiba diam seribu bahasa saat kepala De Gea terbentur gawang. Ouch!
3. Komentator Jebret Ahay
Seperti yang sudah dibahas di awal. Saking inginnya diingat atau hanya bertujuan menyemarakkan suasana, komentator tipe ini terus membubuhkan kata ‘ahay’ dan ‘jebret’ di setiap pendapatnya. Padahal, pergerakan pemain bola di lapangan tidak selalu mengejutkan. Seperti, “Ahay, saat akan menyalip lawan dia malah jatuh. Jebret, diberi kartu kuning. Jebret, dia marah. Van Persie datang membela, jebret. Kemudian tendangan bebas ahaaaaayyyy, 1-0!”
4. Komentator Syariah
Dia tak lupa menyisipkan siraman rohani di setiap komentarnya. Membuat kita sejenak tertunduk dan mengingat dosa-dosa. Tak jarang dalil dan kalimat religinya membius penonton saat menyimak komentarnya.
5. Ngantukan
Ya, namanya juga tayangan sepakbola siaran langsung dari luar negeri. Perbedaan waktu antarbenua, menyebabkan jam penayangan pertandingannya di Indonesia jadi tengah malam atau dini hari. Tapi, masak bung komentator malah tidur di jeda pertandingan. Kalau gitu saatnya nona-nona kuis saja deh lempar pertanyaan interaktif di TV.
6. Komentar tak Nyambung
Pernah dengar kan komentator bahas kehidupan pribadinya pemain sepakbola? Seperti kisah gelandang yang baru cerai dengan seorang selebriti, anaknya wasit yang baru aja sunatan, atau pelatih yang suka makan sate. Duh, sepertinya lebih baik matikan volume suara TV deh.