Dengan kekalahan Manchester City 1-3 dari Lyon pada pertandingan perempat final Liga Champions di Stadion Benfica, Lisabon, Portugal, dinihari tadi, 16 Agustus 2020, maka tak ada wakil dari Inggris, Spanyol, dan Italia untuk pertama kali dalam 29 tahun.
Baca Juga: Man City Didepak Lyon di Liga Champions, De Bruyne: Cerminan Musim Ini
Pandemi virus corona yang membuat badan sepak bola Eropa harus bekerja keras untuk bisa melanjutkan kejuaraan nomor antarklub mereka, Liga Champions, ketika sudah memasuki pertemuan pertama babak 16 besar dan akhir menyiasati perempat final sampai final dengan format darurat.
Format itu adalah sistem turnamen, dengan hanya menggelar masing-masing babak hanya dengan satu pertandingan sistem gugur dan terpusat di satu kota, Lisabon.
Format darurat yang baru bisa digelar setelah ada fase new normal ini pun akhirnya memberikan dampak positif sekaligus negatif. Adapun dari sisi positif bagi tim-tim dari negara sepak bola yang selama dikenal sebagai spesialis jago di turnamen, yaitu Jerman dan Prancis. Tim nasional dari dua negara itu yang memenangi pergelaran dua Piala Dunia terahir, 2014 dan 2018.
Sebaliknya dari sisi negatif, membawa kerugian besar buat tim-tim dari negara yang selama ini dikenal sebagai pusatnya industri sepak bola Eropa dan dunia, yaitu Inggris, Spanyol, dan Italia.
Sebelum Manchester City tumbang dinihari tadi dan Pep Guardiola dijadikan “kambing hitam” kekalahan City oleh beberapa media Inggris, Barcelona dengan Lionel Messi lebih dulu dipermalukan buldozer Jerman, Bayern Munich, 8-2.
Senasib dengan Messi, Cristiano Ronaldo juga tak bisa menyelamatkan Juventus dari kekalahan melawan Lyon di dua laga 16 besar. Wakil Italia lainya mengejutkan, Atalantas, akhirnya harus berhenti di perempat final dikalahkan Paris Saint-Germain.
Atletico Madrid dengan Diego Simeone yang biasanya tangguh pun kini harus lebih dini tersingkir di perempat final setelah dikalahkan RB Leipzig besutan anak muda 33 tahun, Julian Nagelsmann.
Adapun Bayern Munich menandai ulangan musim kompetisi 1990-1991, ketika masih bernama Piala Champions, ketika meluncur ke semifinal tanpa bertemu wakil dari Inggris, Spanyol, dan Italia.
Selain ditemani sesama Jerman lainnya, RB Leipzig, Munich akan melawan Lyon di semifinal, wakil Prancis yang pada 26 tahun lalu itu diwakili Marseille.
Hanya Red Star Belgrade dari Yugoslavia –kini Serbia- dan Spartak Moskwa dari Uni Soviet sekarang Rusia yang tak ada lagi di semifinal seperti 26 tahun lalu. Sebab, kehadiran Paris Saint-Germain mempertegas dominasi Jerman dan Prancis dalam semifinal Liga Champions musim ini.