by

Tammy Abraham Tinggalkan Chelsea ke AS Roma

Tammy Abraham resmi menjadi milik AS Roma pada musim 2021/2022. Penyerang berusia 23 tahun itu pun memutuskan memilih nomor punggung 9, nomor yang sebelumnya dipakai Edin Dzeko.

Roma kini memulai era baru bersama pelatih Jose Mourinho. Roma telah menunjukkan geliat cukup meyakinkan di bursa transfer. Salah satu transfer yang menjanjikan adalah kedatangan Abraham dari Chelsea.

Roma membayar mahal untuk membeli pemain akademi Chelsea. Roma menyerahkan 40 juta euro (juga potensi bonus senilai 5 juta euro). Roma mendatangkan Abraham untuk menjadi pemain utama. Abraham akan menggantikan peran Dzeko yang dilepas ke Inter Milan.

Langkah Tammy Abraham pindah ke Roma mendapat banyak pujian. Pemain 23 tahun ini dinilai bisa mendapat kesempatan bermain lebih banyak di Roma. Abraham sendiri tidak masuk rencana Thomas Tuchel di Chelsea.

Abraham telah menjalani sesi latihan Roma. Bukan hanya hadir pada sesi latihan, Abraham juga telah memilih nomor punggung yang dipakai. Abraham akan memakai nomor punggung 9, yang sebelumnya dipakai Dzeko.

“Saya harus berurusan dengan nomor ini di Chelsea. Nomor itu punya riwayat buruk di Chelsea dan saya membuktikan itu salah. Saya sangat senang bisa memakai nomor 9 di Roma,” ucap Tammy Abraham.

Nomor punggung 9 memang punya ‘kutukan’ di Chelsea. Ada banyak pemain top yang kemudian gagal, seperti Fernando Torres dan Gonzalo Higuain. Abraham sendiri cukup sukses dengan nomor 9 di Chelsea, terutama pada musim pertama.

Tammy Abraham punya beberapa alasan mengapa memilih pindah ke AS Roma. Pemain 23 tahun itu sempat ragu. Namun, Abraham paling tidak punya dua alasan mengapa dia akhirnya pindah dari Inggris menuju ke Roma.

“Anda dapat merasakan ketika sebuah klub benar-benar menginginkan Anda dan Roma segera menyatakan minat mereka,” kata Abraham.

“Roma adalah klub yang pantas bersaing untuk gelar dan trofi. Saya memiliki pengalaman memenangkan trofi utama dan saya ingin berada di kompetisi itu lagi. Jadi saya ingin membantu tim ini mencapai itu dan mencapai level di mana Roma seharusnya berada,” tegas Abraham.