by

Serie A Italia Diyakini Bakal Kembali Populer

www.indolivescore.com – Serie A Italia pernah meraih posisi sebagai kompetisi paling bergengsi di dunia dan sayangnya posisi itu lambat laun digerus oleh popularitas Liga Primer Inggris serta belakangan Bundesliga Jerman.

Pada dasawarsa 1990-an, Serie A menjadi tujuan utama para bintang sepakbola dunia. Tontonan pertandingan Serie A pun menjadi menu wajib bagi para pemirsa televisi. Posisi tersebut pelan-pelan tergeser karena Liga Primer dan Bundesliga menawarkan jam tayang yang lebih ramah bagi fans Asia. Namun, bukan tidak mungkin Serie A kembali meraih pamornya.

“Kenapa tidak? Semua berjalan dalam sebuah siklus,” ujar CEO Internazionale Michael Bolingbroke .

“Liga Primer Inggris tidak selalu berada di puncak, begitu pula dengan Bundesliga. Serie A populer pada dasawarsa 1990-an dan kemudian disusul Liga Primer Inggris, sekarang disusul pula oleh Bundesliga. Sepakbola Italia memerhatikan hal ini sama seperti ketika Liga Primer Inggris dulu memerhatikan popularitas Serie A.”

“Saya yakin semua anggota liga akan memerhatikan dan belajar dari apa yang telah dilakukan Liga Primer Inggris kemudian mencoba membalikkannya lagi. Itu akan menjadi tujuan kami.”

Salah satu syarat penting adalah mempertimbangkan untuk menggelar pertandingan pada jam yang mampu menyedot perhatian banyak fans di belahan dunia lain.

“Waktu kick-off yang populer di Italia adalah pukul 20:45 di Minggu malam. Kick-off larut malam tidak berdampak baik bagi pasar Asia. Tengah malam di Asia,” bilang Bolingbroke.

“Kalau ingin melebarkan sayap di Asia, Anda harus memerhatikan waktu kick-off yang tepat bagi belahan dunia lain. Liga Primer tidak melakukannya dan begitu pula Bundesliga.”

Menurut Bolingbroke, Inter turut memegang peran penting dalam mempopulerkan kembali Serie A di kalangan fans sepakbola dunia.

“Ya, kami menyumbangkan banyak gagasan,” imbuhnya.

“Kami punya jajaran manajemen internasional, kepemilikan internasional, dan kami Inter – ‘Internazionale’. Jadi, nilai-nilai yang kami junjung memandang dunia secara luas. Saya rasa sangat tepat jika kami menyerap berbagai gagasan dari mana saja.”

Ketika Erick Thohir resmi mengakuisisi kepemilikan Inter, terjadi sejumlah perekrutan signifikan guna membuktikan visi tersebut. Bolingbroke didatangkan dari Manchester United, begitu pula dengan James White dan David Garth yang hijrah dari klub top Inggris itu. Muncul asumsi jika kedatangan banyak pengurus dari Inggris itu melambangkan ambisi presiden untuk mengadopsi gaya manejemen klub Inggris di Inter.

“Saya tidak tahu pasti apakah alasan Erick Thohir memang untuk mengadopsi gaya manajemen sepakbola Inggris, tapi yang jelas merupakan cara untuk menerapkan praktek terbaik untuk Inter,” jawab Bolingbroke.

“Menurut saya, dia ingin menghimpun orang-orang terbaik di bidangnya dari berbagai negara di dunia. Saya tidak merasa perekrutan mesti dari negara tertentu, tapi sejauh figur itu adalah yang terbaik di bidangnya dan bisa mendatangkan kinerja yang terbaik bagi klub, itulah yang direkrut.”

“Dari beberapa orang yang saya kenal dan Liga Primer Inggris memang yang terbaik, jadi sebenarnya kami memetik keuntungan dari situ.”

“Biasanya orang-orang yang memang berkeinginan bekerja di luar negeri akan bekerja sama dengan orang-orang dari negara lain pula. Jadi itu memberikan pemahaman yang luas dari lingkungan bekerja.”

“Saya rasa dengan itu kami bisa mendapatkan yang terbaik, baik dari mereka yang datang dari Inggris maupun Italia. Saya kira kriteria paling penting bagi para manajer yang datang adalah mereka yang pernah berpengalaman bekerja dengan orang-orang dari negara lain.”

Inter merayakan hari jadi mereka yang ke-107, Senin (9/3) ini.