by

Rotasi Formasi, Strategi FC Internazionale Sukses di Liga Italia

indolivescore.com – Salutate la capolista! Chants yang lama tak dinikmati sekarang sering diteriakkan loyalis FC Internazionale.

Kemenangan telak 4-0 atas Udinese membuat La Beneamata duduk nyaman di puncak klasemen dengan selisih empat poin dari rival terdekat Fiorentina. Situasi menjadi lebih menyenangkan karena pekan ini La Viola akan saling mengalahkan dengan Juventus, apapun hasilnya Inter tetap tertawa keras.

Tren penampilan Inter memang terus memperlihatkan peningkatan, bahkan ketika dihajar Napoli penampilan I Nerazzurri tetap mengundang decak kagum. Mental pantang menyerah hingga detik terakhir pertandingan yang biasa hinggap di sebuah tim juara semakin kental di pasukan Roberto Mancini.

Dari 16 pertandingan yang sudah dilalui, Inter meraup 11 kemenangan dan hanya dua menelan kekalahan untuk meraup 36 poin. Istimewanya, tim milik Erick Thohir ini tidak terpaku pada satu formasi. Sebut saja formasi yang Anda ketahui, hampir semua pernah diperankan Inter musim ini dengan hasil memuaskan.

 

AC Milan sukses dibekap Inter dengan formasi 4-4-2, Skema 4-3-3 diusung Il Biscione saat melahap AS Roma terkini Udinese digulung empat gol tanpa balas dengan taktik 4-2-3-1.

Mancini juga tidak segan menerapkan sejumlah formasi lainnya seperti 3-5-2 dan semua dimainkan dengan starting XI ‘acak’. Awalnya terasa Inter seperti mencari skema baku tetapi setelah 16 Giornata berlalu semua terasa lain; ini kejelian Mancini merancang rencana pertandingan.

Mancini tidak memaksakan formasi tertentu tetapi dia mempelajari lawan untuk meracik strategi tepat menuju kemenangan. Tidak heran terkadang Inter tampil buruk tetapi tetap berpesta tiga angka di akhir pertandingan namun di laga lainnya ketika kekuatan musuh terbaca jelas, Inter tidak ragu menyerang sporadis hingga melahirkan skor dengan margin besar, tengok saja statistik duel lawan Frosinone.

Strategi ini membuat Inter menjadi sulit ditebak oleh musuh namun di balik itu semua kemampuan para pemain menerjemahkan keinginan pelatih pantas diacungi jempol.

Banyak pihak menganggap rotasi pemain adalah cara jitu untuk menghindarkan pemain dari cedera hingga kekuatan tim sepanjang musim bisa dipertahankan namun di balik itu semua konsistensi permainan jadi taruhan, tidak percaya? tanya fans Real Madrid melihat tim kesayangan mereka bersama Rafael Benitez.

 

Akan tetapi apa yang dilakukan Mancini terhadap Inter sejauh ini lebih dari sekadar rotasi namun lebih dalam lagi karena menyangkut formasi. Hebatnya para pemain Inter sukses memainkan sejumlah peran berbeda dan Inter menorehkan hasil yang lebih baik dari para rival.

Menghadapi Udinese 4-2-3-1 diusung Mancini. Fredy Guarin dan Felipe Melo berdiri di depan empat bek sejajar dan Martin Montoya untuk kali pertama beraksi di Serie A Italia. Di lini depan Mauro Icardi mendapat dukungan total dari tiga gelandang serang yang dihuni Adem Ljajic, Stevan Jovetic dan Ivan Perisic.

Hasilnya? Inter menutup babak pertama dengan keunggulan dua gol melalui aksi Icardi dan Jovetic. Penyerang Argentina menambah gol di menit 83 dan kisah indah di Friuli ditutup tembakan sempurna Marcelo Brozovic empat menit sebelum bubaran pertandingan. 4-0!

Terkait produktivitas gol, Inter memang baru melesakkan 22 dari 16 pertandingan. Torehan ini di atas kertas jelas jauh dari kata seksi tetapi jika ditelusuri lebih jauh, tercatat 11 pemain yang sudah mencatatkan diri di papan skor. Ini isyarat kolektivitas dan ini potensi.

Mauro Icardi memimpin dengan enam gol disusul Jovetic empat. Brozovic, Ljajic dan Perisic sudah mengantungi dua gol sementara masing-masing satu untuk Biabiany, Guarin, Kondogbia, Medel, Melo dan Murillo.

Dari catatan di atas, distribusi gol Inter menyebar merata ke semua lini, artinya tim Hitam-Biru punya senjata dari semua area yang bisa jadi penentu kemenangan pertandingan. Satu-dua lini macet, selalu ada solusi yang bisa diharapkan untuk melahirkan pesta kemenangan bahkan dengan performa paling buruk sekalipun.

Pelatih dan pemain pantas mendapat sanjungan. Mancini berhasil mengatur skuat dengan apik sementara para pemain selalu sanggup menebus permintaan dan kepercayaan pelatih. Nyaris luput dari perhatian, masa depan Inter mulai terasa cerah (lagi).

Salutate La Capolista makin kencang terdengar dari Giuseppe Meazza.