by

Real Madrid vs Juventus, Madrdi Punya Keuntungan Main Di kandang

www.indolivescore.com – Dalam tradisinya, undian Liga Champions selalu disambut dengan penuh kegembiraan bagi pelatih maupun pemain yang klubnya akan bertindak sebagai tim kandang dalam leg kedua, meskipun mereka akan berhadapan dengan lawan yang lebih kuat.

UEFA juga mengamini “keuntungan psikologis” tersebut, yakni dengan menghadiahkan tim juara fase grup dengan laga tandang saat leg pertama babak 16 besar. Itu berarti, pertemuan kedua akan dimainkan di depan fans mereka sendiri.

Namun, ketika mencapai babak semi-final, apakah tim yang bermain kandang di leg kedua punya peluang lebih besar untuk lolos ke final? Jawabannya: tidak. Tren terkini membuktikan hal tersebut. Persepsi bahwa bermain kandang di leg kedua akan selalu membantu ternyata telah memudar.

Tengah pekan ini, Bayern Munich dan Real Madrid akan memainkan laga kandang dalam leg kedua semi-final. Mereka bernasib sama. Die Roten dan Los Blancos harus membalikkan defisit di leg pertama. Armada Pep Guardiola punya tugas mahaberat karena mereka takluk 3-0 dari Barcelona di Camp Nou. Sedangkan tim arahan Carlo Ancelotti boleh lebih optimistis setelah hanya kalah 2-1 dari Juventus di Turin.

Kendati dalam situasi tertinggal, Cristiano Ronaldo dkk. tetap difavoritkan untuk menang oleh bandar taruhan. Bermain di Santiago Bernabeu disebut-sebut akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Madrid dalam upaya mereka melaju ke final di Berlin pada 6 Juni mendatang. Akan tetapi, statistik membuktikan, faktor kandang tersebut tidak serta merta menjadi faktor krusial.

Dalam sejarahnya, semi-final Liga Champions sempat hanya berlangsung satu pertemuan sebelum kembali berformat dua leg pada 1995. Ketika itu, Ajax Amsterdam dan AC Milan bertemu di final setelah bertindak menjadi tuan rumah dalam leg kedua di babak empat-besar.

Gambar besar secara keseluruhan dalam dua dekade terakhir sebenarnya tidak menunjukkan situasi seperti Ajax dan Milan tersebut. Tim yang bertanding sebagai tuan rumah saat leg kedua memang tidak selalu diuntungkan. Sejak berubah format menjadi Liga Champions, total hanya 17 dari 40 semi-finalis (42,5 persen) yang berhasil lolos ke final ketika bertindak sebagai tuan rumah di leg kedua.

 

Selama beberapa tahun terakhir, tren tersebut cenderung lebih ekstrem. Pasalnya, dalam enam musim terakhir, hanya dua dari 12 tim (17 persen) yang berhasil melenggang ke partai puncak setelah mereka bertindak sebagai tuan rumah di leg kedua semi-final.

Dua pengecualian itu ada pada Manchester United (vs. Schalke) dan Barcelona (vs. Real Madrid) yang mampu melaju ke final Liga Champions 2010/11 di Wembley. Selebihnya, di lima musim lain, tim yang berhasil lolos ke final adalah mereka yang bermain tandang saat leg kedua.

Real Madrid sendiri ikut dalam pusaran arus tersebut. Masih segar dalam ingatan ketika El Real  terpaksa tersingkir dari semi-final pada 2012 dan 2013. Ketika itu, Madrid yang masih dilatih Jose Mourinho secara berturut-turut takluk di tangan Bayern Munich dan Borussia Dortmund setelah berlaga di Santiago Bernabeu dalam leg kedua semi-final

Musim lalu, Madrid berhasil ke final dan menjadi juara setelah mereka memainkan laga kedua semi-final melawan Bayern di Jerman. Sementara sang lawan, Atletico Madrid, menyegel tiket ke Lisabon setelah menghabisi Chelsea di Stamford Bridge di leg kedua.

Jadi, apa yang menyebabkan tim kandang di leg kedua justru lebih sering keok? Apakah karena adanya kemungkinan dilangsungkannya babak perpanjangan waktu sehingga membuat tim tamu punya tambahan 30 menit untuk mencetak gol tandang krusial? Atau karena saking tingginya level bermain sehingga membuat faktor kandang menjadi kurang menentukan?

Apapun alasannya, bermain di kandang saat leg kedua semi-final Liga Champions kini sudah berubah menjadi semacam kutukan. Statistik tersebut menggarisbawahi betapa sulit tugas yang harus dihadapi Madrid jika mereka ingin mengejar rekor Undecima, titel Eropa ke-11.

Bayern hampir pasti terkena kutukan ini setelah diluluhlantakkan Lionel Messi tengah pekan lalu di Camp Nou. Sedangkan Madrid masih belum pasti bakal mengeliminasi Juve yang di laga Kamis (14/5) dini hari WIB esok bakal kembali diperkuat Paul Pogba dan diperkirakan akan memainkan taktik defensif.

Ya, besar kemungkinan kutukan tersebut akan berlanjut di musim ini.