by

Profil Gabriel Martinelli, Bintang Baru Arsenal

Nama Gabriel Martinelli menjadi bahan pembicaraan hangat publik sepak bola setelah performa impresifnya bersama Arsenal baru-baru ini. Pemain muda The Gunners menjadi bintang kemenangan saat membantai AZ Alkmaar di penyisihan grup Liga Europa.

Pada pertandingan di Emirates Stadium, Jumat (4/10/2019) dini hari tadi WIB, Arsenal menang telak empat gol tanpa balas atas wakil Belanda itu. Dua dari empat gol The Gunners dicetak oleh Martinelli.

Bukan hanya gol, pemain asal Brasil tersebut juga membuat satu assist untuk gol keempat Arsenal yang dicetak Daniel Ceballos. Sementara satu gol lain dicetak oleh Joseph Willock.

Segera setelah pertandingan itu, nama Gabriel Martinelli menjadi pembicaraan. Sebelum pertandingan ini, mungkin belum banyak yang tahu mengenai sosok pemuda 18 tahun yang juga pernah menjalani trial di Manchester United itu.

Martinelli adalah salah satu wonderkid terbaik di sepak bola Brasil saat ini. Karirnya di tim senior ia habiskan bersama Ituano, sebuah klub yang berbasis di Sao Paolo.

Karir mengolah bola Martinelli sejatinya bukan di sepak bola. Sebelum itu, dia adalah pemain futsal Corinthians ketika usianya 9 tahun. Pada 2015, ia bergabung dengan Ituano dan menandatangani kontrak profesional pertamanya dua tahun kemudian.

Pada Maret 2018 debut senior ia dapatkan. Masuk sebagai pengganti ketika melawan Taboao da Serra, Martinelli menjadi pemain termuda yang melakukan debut dalam sejarah Ituano. Ketika itu usianya adalah 16 tahun 9 bulan.

Gol pertamanya di level senior ia cetak pada September 2018 ketika melawan Taboao da Serra. Dan setelah itu ia pun promosi permanen ke skuad senior jelang Campeanato Paulista 2019, di mana ia menjadi top skor kompetisi dengan torehan enam gol.

Setelah kompetisi itu, namanya terpilih sebagai debutan terbaik, countryside player of the year, dan juga masuk dalam tim terbaik.

Arsenal bukan satu-satunya tim yang terpikat dengan talenta besar Martinelli. Beberapa klub besar Eropa lain juga tertarik. Salah satunya adalah Manchester United.

Ketertarikan Manchester United itu diungkapkan oleh Martinelli dalam sebuah wawancara dengan ESPN Brasil. Bahkan menurutnya, ia sudah menjalani trial di sana sebelum disia-siakan oleh Setan Merah.

“Antara 2015 dan 2017 saya pergi ke sana empat keli dan berlatih selama kurang lebih 15 hari,” ungkap Martinelli mengenai waktunya trial di Manchester United. “Karena semua pemain berlatih di satu tempat pusat latihan dan makan di cafetaria yang sama, saya telah melihat semua pemain profesional.”

“Saya meminta foto bersama Patrice Evra, Marouane Fellaini, dan pemain lain. Paul Pogba tahu saya orang Brasil dan menanyakan apakah semua berjalan baik bagi saya, dan di mana saya bermain. Kami juga berfoto bersama,” tandasnya.

Selain Manchester United, Martinelli juga disebut diinginkan Real Madrid dan Barcelona. Bahkan di klub yang disebut terakhir ia sempat melakoni trial di Spanyol.

“Itu adalah salah satu pengalaman terbaik yang saya punya di sepak bola. Selain menjadi salah satu klub terbesar di dunia, level latihan mereka sangat tinggi dan itu membuat sepak bola saya tumbuh pesat,” ungkap Martinelli seperti dilansir Goal International.

Namun baik Manchester United maupun Barcelona tak seyakin Arsenal ketika melihat potensi Martinelli. Pihak The Gunners melalui divisi rekrutmen internasional, Francis Cagigao bergerak cepat untuk mengamankan jasanya dengan biaya transfer senilai 6 juta poundsterling dengan durasi kontrak jangka panjang.

Pemain asal Brasil yang masih berusia muda dan berkompetisi di Inggris, adalah wajar mereka memiliki banyak masalah mengenai perizinan kerja yang harus mereka kantongi.

Bukan hanya pemain Brasil, para pemain yang berasal dari luar Uni Eropa memiliki persyaratan yang cukup ketat. Salah satunya adalah pemain itu harus memiliki setidaknya 30% penampilan internasional bersama tim nasional di dua tahun terakhir.

Namun Martinelli yang masih berusia 18 tahun kenapa kok bisa dan diizinkan bermain untuk Arsenal? Jawabannya adalah karean Martinelli memiliki paspor Italia, yang berarti membuatnya tak perlu mengurus izin kerja ketika bermain di Inggris.

Martinelli adalah model pemain depan yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan. Ia bisa bermain di semua lini penyerangan, termasuk itu sebagai penyerang tengah.

Namun posisi terbaiknya adalah sebagai penyerang sayap kiri, di mana ia suka untuk melakukan gerakan cut inside sebelum meneror gawang dengan kaki kanan terkuatnya atau membuat kreasi serangan untuk penyerang tengah.

Mendeskipsikan dirinya, Martinelli mengungkapkan: “Saya bermain sebagai seorang pemain depan, tapi tak melulu sebagai penyerang/ Saya menganggap saya sebagai pemain dengan gaya modern, dengan kecepatan dan banyak pergerakan.”

“Saya sangat suka Cristiano Ronaldo, karena saya juga tak suka bermain dengan hanya menunggu dan memunggungi bek selayaknya penyerang gaya lama. Tapi andai memang harus seperti itu, saya juga tahu bagaimana bermain seperti itu,” tandasnya.

Meskipun Martinelli juga memiliki kaki kiri yang tak buruk, namun area itu masih harus perlu ditingkatkan.

Dengan preferensinya bermain di kiri dan melakukan gerakan cut inside dengan kaki kanan ketika dia bergerak dari sayap, maka pergerakannya akan sangat mudah diantisipasi oleh para bek.

Hingga kaki kirinya menjadi lebih kuat, bek sayap lawan akan selalu membatasi pergerakannya di sisi kiri dan memojokkannya di sisi lebar lapangan. Dengan cara itu, Martinelli akan kesulitan untuk memberikan ancaman ke pertahanan lawan.

 

Sebagaimana pemain muda lain yang bermain di Inggris, mereka juga belum sepenuhnya siap secara fisik bermain di Premier League. Kompetisi yang selalu mengandalkan kekuatan fisik, tipikal sepak bola Negeri Ratu Elizabeth. Dan bila ia tak mengembangkan fisiknya, maka itu akan menjadi salah satu faktor yang membuatnya sulit mengembangkan bakatnya di sepak bola Inggris bersama Arsenal.

Setelah tampil 90 menit dan mencetak dua gol dan satu assist untuk Arsenal melawan AZ Alkmaar, Martinelli memiliki beberapa rekor menarik. Apa saja?

Hanya Romelu Lukaku (16 tahun, 218 hari) dan Mario Gotze (18 tahun, 105 hari) yang berusia lebih muda dari Martinelli dan membuat dua gol dalam satu laga semenjak Liga Europa melakukan rebranding pada 2009-2010.

Dengan usianya 18 tahun 107 hari, Martinelli menjadi pemain termuda Arsenal yang membuat dua gol atau lebih di laga Eropa.

Bukan hanya itu, Martinelli juga mendapatkan pujian dari mantan penyerang Liverpool dan Manchester United, Michael Owen. “Martinelli terlihat seperti sebuah talenta. Saya benar-benar menyukainya. Dia ingin terlibat dalam permainan. Ketika dia bergerak melebar dan mendapatkan bola, seketika itu pula ia bisa mengganti fokusnya menuju ke kotak penalti,” puji Owen.

“Saya benar-benar suka cara dia melewati bek dan bagaimana ia menempatkan diri ketika bola datang kepadanya,” tandasnya.