by

Menang atas Manchester City Awal Kebangkitan Juventus

indolivescore.com – Selayaknya empat musim terakhir, lewat kiprahnya Juventus konsisten menyita perhatian publik sepakbola dunia. Namun kali ini I Bianconeri menggunakan cara yang 180 derajat bertolak belakang dari apa yang mereka torehkan pada periode terdahulu.

Jika sebelumnya Juve begitu berkuasa di Italia hingga mampu menembus puncak Eropa, kini puing-puing kejayaan bagai tak tersisa. Usai merebut Piala Super Italia 2015 lewat performa negatif, Gianluigi Buffon cs begitu terpuruk di Serie A dengan hanya merengkuh sebiji poin dari tiga giornata yang sudah digelar.

Paparan buruk di kancah domestik semakin membuat ragu khalayak bahkan Juventini sendiri, jika Juve bisa mengulang kiprah mengesankan di Eropa musim lalu. Kepergian Carlos Tevez, Andrea Pirlo dan Arturo Vidal yang jadi kunci kesuksesan periode terdahulu, terus diungkit-ungkit jadi biang kebobrokan performa La Vecchia Signora. Sementara pemain baru yang didatangkan, dinilai terlalu banyak dan tak setara levelnya dengan para bintang yang hengkang.

Namun seperti diungkapkan oleh pelatihnya, Massimiliano Allegri, jika semua pihak tak perlu berlebihan karena ini hanya soal waktu dan masih dalam periode awal musim. Sepuluh pemain baru yang hadir di skuatnya tak bisa sekonyong-konyong bermain bagus, mereka butuh adaptasi dan hal itu tak semudah membalikkan telapak tangan. “Juventus era baru harus kita mulai setahap demi setahap, tak bisa terlalu lama tapi juga tak instan,” tuturnya.

Pernyataan bijak juru taktik berusia 47 tahun itu langsung memberikan bukti, pada Rabu (16/9) dini hari WIB.Juve bangkit di saat yang paling tepat dengan memecundangi Manchester City 2-1, dalam matchday perdana Liga Champions. Kemenangan itu berarti krusial bagi mentalitas La Vecchia Omcidi untuk mengarungi musim ini, kembali dengan cara yang spektakuler.

“Juventus hanya beruntug dalam pertandingan ini. Kami bermain lebih bagus dan hanya kurang beruntung saja dalam memanfaatkan peluang,” begitu ujar poros City, Yaya Toure, selepas laga. Pernyataan itu juga disepakati manajer timnya, Manuel Pellegrini.

Kenyataannya, Toure dan Pellegrini sepertinya harus menarik kembali ucapannya itu, karena apa yang dilakukan Juve untuk meraih kemenangan jauh dari kata beruntung. Benar jika Si Nyonya Tua sama sekali tak diunggulkan ketimbang The Citizens yang kini sempurna di Liga Primer Inggris. Secara permainan sang tamu juga kalah dominasi dari tuan rumah.

Namun status underdog dan “kalah dominasi” merupakan jurus andalan Juve sejak dilatih Allegri musim lalu. Dua faktor tersebut yang membawa mereka meraih scudetto, Piala Italia, dan menembus final Liga Champions. City seharusnya belajar lebih banyak jelang pertandingan ini.

Juve bermain dengan mental juara, meski mereka sadar tengah berada di bawah tekanan. Kesabaran yang mereka tampilkan bahkan ketika tertinggal 1-0, menunjukkan pengalaman besarnya di Liga Champions. Dan ketika melihat gol berkelas milik Mario Mandzukic dan Alvaro Morata serta performa heroik ala Buffon, apakah Anda bisa berkilah jika aksi itu hanya keberuntungan?

Sebaliknya, City seharusnya bersyukur karena beruntung wasit laga menganulir gol bersih Paul Pogba di awal laga dan mengesahkan gol bunuh diri Giorgio Chiellini, yang pundaknya ditumpangi oleh Vincent Kompany.

Hal lain yang didapat dalam pertandingan ini adalah kesuksesan Allegri menggunakan ramuan barunya, dalam formasi 4-3-3. Skema anyar yang mulai mencuat bakal diterapkan, seiring kesuksesan Beppe Marotta yang mendatangkan Juan Cuadrado. Kini sang allenatore tak harus lagi memaksakan skema lawas 3-5-2 dan 4-3-1-2, yang tak lagi nampak efektif sejak pra musim lalu.

Kejutan yang dihadirkan dalam 4-3-3 ala Allegri terletak pada penempatan posisi Hernanes dan Morata. Untuk nama pertama, pemain asal Brasil itu sejatinya diboyong untuk memenuhi permintaan sang pelatih akan kebutuhan trequartista. Namun Allegri melihat kelebihan yang dimiliki Hernanes jika berperan sebagai gelandang tengah.

Meski mobilitasnya tak segila Claudio Marchisio, pemain berusia 30 tahun itu menjalankan tugasnya sebagai sebagai benang penyambung lini belakang dan depan dengan sangat baik. Terlihat dari akurasi umpannya yang tinggi mencapai 84,1 persen. Juve jadi tak lagi mudah kehilangan bola, seperti sebelum kedatangannya. Terlebih peran tersebut sejatinya merupakan posisi asli Il Profeta.

Sementara untuk Morata, secara mengejutkan sang bomber ditempatkan sebagai winger kiri. Namun dirinya tak berperan layaknya winger klasik, karena lebih ditugaskan untuk melakukan cut inside. Performanya di posisi tersebut memang belum bisa dikatakan maksimal, tapi kemauannya untuk giat membantu pertahanan layak diapresiasi. Dan ketika ditransformasi jadi ujung tombak, sebuah gol berkelas mampu ia persembahkan.

                               Mandzukic, Cuadrado, dan Hernanes, mulai menyatu dengan tim

Terakhir, kita dapat melihat jika para penggawa anyar Juve tampak mulai menyatu sempurna dengan tim, sehingga mampu menjalankan instruksi pelatih dengan baik. Dalam bentrok hadapi Cityterdapat empat nama Juventino baru dan tak satu pun dari mereka yang tampil mengecewakan.

Mandzukic menjawab keraguan publik akan ketajamannya lewat gol berkelas, Cuadrado jadi salah satu pemain terbaik laga melalui moblitasnya yang amat tinggi, sementara Hernanes kegemilangan sudah kita ulik sebelumnya. Paulo Dybala juga mampu memberikan performa maksimal, ketika turun dari bangku cadangan. Youngster asal Argentina itu bahkan sudah terlebih membuktikan diri, lewat statusnya sebagai top skor sementara Juve di semua kompetisi.

Pemain lain yang belum mendapat kesempatan di laga ini, seperti Alex Sandro misalnya, juga tak perlu diragukan kualitasnya seiring performa mengagumkannya kala hadapi Chievo Verona akhir pekan lalu. Kini kita tinggal menunggu bagaimana debut Norberto Neto, Daniele Rugani, Mario Lemina, Sami Khedira, dan Simone Zaza, di tengah situasi Juve yang mulai kondusif.

“Liga Champions memotivasi semua orang. Kemenangan ini [atas City] memberi dorongan guna memulihkan kepercayaan diri kami. Hal itu akan membantu Anda bekerja lebih baik di partai-partai selanjutnya,” ujar Allegri, selepas pertandingan.

Mentalitas juara perlahan mulai kembali, formasi baru yang mujarab sudah ditemukan, sementara para penggawa anyar mulai menyatu seutuhnya dengan tim. Eropa waspadalah, Juve era baru telah dimulai!