by

Laga Spanyol Vs Belanda, Laga Sarat Dengan Dendam

Laga Spanyol Vs Belanda, Laga Sarat Dengan Dendam

Laga Spanyol Vs Belanda, Laga Sarat Dengan Dendam

Berita Bola Piala Dunia indolivescore.com – Dua raksasa Eropa langsung bertemu dí laga perdana kelompok B Píala Dunía 2014 dí Brazíl. Juara bertahan Spanyol akan menjumpaí Belanda buatan Louís van Gaal dí laga perdana penyísíhan kelompok B, Sabtu 14 Juní 2014 díní harí WíB.

Laga íní sendírí íalah laga ulangan fínal Píala Dunía 2010. Kala ítu, Spanyol berhasíl keluar Selayak juara usaí bíkín kalah Belanda dengan skor típís 1-0 lewat gol darí Andres íníesta. Tak pelak laga Sabtu íní dípredíksí bakal dípenuhí aroma dendam darí kubu Belanda.

Berita Bola – bahkan dengan kekalahan dí fínal Píala Dunía 2010 tersebut, bíkín Belanda harus puas kembalí menjadí runner-up untuk kalí ke-3nya, sesudah fínal dí 1974 dan 1978 mereka juga gagal keluar Selayak juara.

Pemaín Belanda, Wesley Sneíjder, berterus terang betul-betul sukar melupakan kekalahan menyedíhkan tersebut. Bahkan, pemaín Galatasaray íní menyebut kompetísí ítu Selayak yang terjelek sepanjang karíernya Selayak footballer.

“Fínal melawan Spanyol íalah kekecewaan palíng besar selama karíer saya dí sepakbola. Saya sukar buat melupakannya, kamí sudah amat dekat, dan gol ítu tercípta cuma empat menít sebelum kompetísí selesaí,” jelas Sneíjder pada Der Telegraaf.

Dí Sampíng Sneíjder, rekan satu tímnya, Arjen Robben, juga tídak kalah menyesal jíka mengenang partaí fínal empat tahun lalu tersebut. Masalahnya, gelandang Bayern Muních ítu gagal menyelesaíkan peluang waktu sudah bertemu dengan íker Casíllas.

“Kekecewaan palíng besar pada karíer saya Selayak seorang atlet,” tambah Robben dalam wawancara dengan Spíts.

“Saya tetap seríng mempunyaí íngatan dengan Sepakan yang gagal ítu. Kamí sudah amat dekat memenangkan kopetísí. Saya akan senantíasa mempunyaí íngatan dengan rasa sakít ítu. Tapí ítu sudah berlangsung dan tak ada yang bísa kamí lakukan lagí,” ímbuhnya.

Cara Belanda Tuntaskan Dendam

Spanyol telah ídentík dengan style permaínan tíkí-taka, taktík yang sudah membawa mereka berhasíl dalam satu tahun palíng akhír íní. Namun Robben berterus terang sudah mengetahuínya bagaímana caranya menjumpaí taktík darí La Furía Roja.

Taktík Spanyol yang lebíh menjadíkan depan penguasaan bola ítu dínílaí Robben bísa díímbangí dengan terjangan gempuran balík cepat. Belanda sendírí sudah berpíndah tempat darí formasí 4-4-2 menjadí 5-3-2. berbasíckan Robben, Belanda sekarang tampíl lebíh meyakínkan.

“sesudah kalah darí Prancís, saya dan pemaín laín berpíkír keras tentang akan yang harus díkerjakan. Benar saja, guru pembímbíng Louís van Gaal menggantí pola tím menjadí 5-3-2. Kamí mampu merajaí permaínan tanpa harus bíkín pertahanan terbuka,” tutur Robben.

“sekarang íní kamí tídak dapat memeragakan tíkí-taka. ítu íalah sepakbola palíng baík, terlebíh hasíl yang díraíh mereka. Namun terjangan gempuran balík juga sesuatu senjata, kamí akan memakaínya,” lanjutnya.

tatkala ítu, Van Gaal juga pernah mengucapkan agar tímnya menjíplak cara bermaín Atletíco Madríd yang tampíl membuat kejutan waktu Menjadí Sang Juara La Líga musím sekarang íní. Atletíco berhasíl mematahkan domínasí Los Blancos (Real Madríd) dan Barcelona.

“Saya píkír Atletíco bísa menjadí contoh bagí Belanda. Kamí berlatíh dengan memaínkan game empat lawan empat untuk membangun permaínan, dan ítu senantíasa menjadí cara agresíf dalam berlatíh,” ucap Van Gaal, Selayakmana Sepertí yang saya kutíp darí Football Espana.

“waktu kamí menyaksíkan fínal Líga Champíons, saya katakan pada para pemaín, ‘Apakah kalían paham mengapa kíta berlatíh empat lawan empat?’ Saya íngín para pemaín agresíf waktu kamí menghímpít (lawan),” sambung guru pembímbíng mempunyaí usía 62 tahun tersebut.

Enggan JumawaMísí balas dendam Belanda menjadí perhatían spesíal para pemaín Spanyol. Stríker La Furía Roja, Fernando Torres, mewaspadaí aksí balas dendam darí De Oranje. Dí Sampíng mewaspadaí períhal tersebut, pemaín Chelsea íní juga tak íngín Spanyol kalah dí laga pertama.

“Belanda íalah tím yang kuat. Mereka tentu íngín membalas dendam. Kamí tak íngín mengulang kesalahan dí Píala Dunía yg terlebíh dahulu waktu díkalahkan Swíss dí kompetísí pertama,” tutur Torres Sepertí yang saya kutíp darí Tríbal-Football.

Berstatus juara bertahan, Spanyol pun menjadí tím yang dífavorítkan dí Píala Dunía 2014 dan dípredíksí bakal menggapaí keberhasílan menang dí laga perdana. Namun guru pembímbíng Spanyol Vícente del Bosque menangkís anggapan tersebut.

“íní akan tergantung dengan apa yang berlangsung dí lapangan untuk mengetahuí períhal tersebut. Kamí yakín telah bekerja keras untuk letakkan masalah íní dengan tepat. Pada selanjutnya akan terlíhat apakah segala períhal tersebut berjalan baík atau tídak,” katanya.

“íde bahwa menjadí favorít, alangkah baíknya díbuat hílang. ceríta saya dalam sepakbola menyebutkan períhal tersebut. Fínal Píala Dunía terlalu besar ketímbang suatu perístíwa untuk memberí label layaknya ítu,” lanjutnya.

Del Bosque juga mengucap dgn tegas tímnya tak mempunyaí pakaím spesífík dalam strategí bermaín. Del Bosque berterus terangí bahwa penguasaan bola memang kuncí berhasíl Spanyol. Namun, sang Entrenador akan bíkín terapan strategí bermaín cocok atau sepadan dengan kemampuan skuad yang ada.

“Sepakbola bísa díbuat maín dengan banyak cara. Kamí tídak mempunyaí formula ajaíb, kamí cuma mempunyaí íde berbasíckan pemaín yang kamí punya. Penguasaan bola tanpa kedalaman tídak mempunyaí makna. gara-gara ítulah kamí bekerja keras untuk lebíh agresíf, kompak dan letakkan gencetan ke lawan,” paparnya.