by

Kalah 3-0 dari Barcelona, Masihkah Ada Peluang Lolos Buat Bayern Munich?

www.indolivescore.com – Pep Guardiola akhirnya merasakan kedahsyatan alien yang ia ciptakan, Lionel Messi, seiring Bayern Munich kalah 3-0 dari Barcelona, Kamis (7/5) dini hari tadi. Sejalan dengan kekalahan itu, Bayern pun berada di tepi pintu keluar dari Liga Champions.

Dengan Messi dalam susunan pemain, Barca selalu punya keajaiban kecil yang mungkin terjadi sewaktu-waktu di Camp Nou. Hal ini tentu bertolak belakang dengan Bayern yang harus bermain tanpa Arjen Robben, Franck Ribery, dan David Alaba. Yup, Die Roten tak punya faktor X seperti Barcelona, yang termanifestasi dalam No. 10.

Ada beberapa pengamat yang gagal paham dengan taktik berisiko versi Guardiola. Ia menempatkan tiga bek untuk menghadapi tiga matahari Amerika Latin -Messi, Luis Suarez, Neymar- punya Barcelona. Namun itu bukanlah kambing hitam atas kekalahan Guardiola.

Trio bek tersebut tahu bagaimana cara bertahan, menaikkan garis pertahanan, dan coba mengunci lini belakang Catalan dengan tekanan dari Thomas Muller dan Juan Bernat. Hasilnya sempat menggemparkan karena Robert Lewandowski mendapat peluang bersih. Sebuah umpan silang mendatar dari sisi kanan mengalir deras ke kotak penalti, hanya tersisa Marc-André ter Stegen dan Lewa. Sayang, sang penyerang salah perhitungan sehingga sentuhannya sekadar membelokkan bola ke samping gawang.

Inefektivitas baru terlihat beberapa saat setelahnya. Bagaimana pun, Muller bukan Robben dan Bernat bukan Ribery, mereka tidak memberikan penetrasi layaknya dua pemain veteran tersebut. Peran mereka, yang mungkin terkesan dipaksakan, akhirnya tidak memberikan dampak signifikan.

Sama halnya dengan Rafinha yang bermain di sebelah kiri tiga bek, ia tak bisa disamakan dengan Alaba. Pemain berkebangsaan Brasil itu berkali-kali keluar dari posisinya dan membiarkan Suarez melengang ke gawang. Untung saja ada Manuel Neuer yang sigap dan berhasil menghentikan aksi penyerang Uruguay tersebut.

 

Ketika Guardiola mengubah semuanya dan menempatkan empat bek sejajar, ancaman Bayern di area Barca tetap bertahan, sementara peluang Barcelona berkurang. Ditambah dengan Neuer yang memotong semua umpan yang melewati baris pertahanan, die Roten terlihat lebih solid dan tangguh.

Guardiola memantau permainan Barca dan akhirnya ia mengambil keputusan untuk menyuntikkan fleksibilitas dalam skuatnya. Ia menunjukkan bahwa perubahan taktik di tengah laga papan atas bisa ia lakukan untuk menguntungkan dirinya.

Hingga menit 75, semuanya berjalan lancar dan Bayern jadi salah satu tim yang mampu mendominasi pengusaan bola di Camp Nou. Perubahan taktik tersebut memaksa Blaugrana untuk kehilangan bola dari areanya.

Sayang, taktik hebat Guardiola hanya bisa membawa Bayern sampai ke titik tersebut. Di atas lapangan, Bayern terlihat mendominasi dan taktik Guardiola mampu melampaui kecerdasan Luis Enrique. Tinggal menunggu waktu, mungkin begitu pikir Guardiola.

Namun Barcelona mengeluarkan kartu As mereka di penghujung laga.

Tentu takkan ada yang memprediksi Messi akan menggila di tiga menit terakhir dan mengubah hasil akhir laga. Guardiola adalah orang pertama yang memastikan Barcelona melakukan segalanya untuk memaksimalkan potensi bintang Argentina itu, namun sekarang ia harus merasakannya sebagai lawan – Messi masih jadi sosok ajaib yang bisa mencuri kemenangan dari lawan.

“Hasilnya tak sesuai,” ujar Philipp Lahma pada ZDF setelah laga. “Kami bermain bagus secara keseluruhan, tapi faktanya kami membiarkan Barca menghajar kami lewat tiga serangan balik, rasanya sungguh pahit. Kami membuat segalanya terlalu mudah untuk mereka.”

Bayern pasti tergoda untuk berandai-andai setelah kekalahan ini. Andai mereka punya kartu As yang termanifestasi dalam diri Robben, mungkinkah mereka menang? Andai Ribery bisa bermain, mungkinkah mereka mencetak gol sebelum Messi melakukannya? Andai Alaba ada di samping, mungkinkah langkah Messi bakal terhenti sebelum mendapat bola?

Takkan ada yang tahu jawabannya sebab hal itu hanya pengandaian. Namun apa yang jelas ialah, Guardiola harus mempersiapkan skuatnya untuk menebus kesialan mereka dan menyelesaikan misi mustahil dengan memutar balik defisit tiga gol dalam enam hari mendatang.

“Anda bisa memutar balik defisit satu atau dua gol, tapi tiga gol tidaklah mudah. Saya tak bisa menyalahkan para pemain saya. Tim ini melewati banyak kesulitan tahun ini,” ujar Guardiola.