by

Italia Tertinggal Dalam Pembinaan Usia Muda

www.indolivescore.com – Sudah menjadi rahasia umum, sepakbola Italia mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir. Tak mampu bicara banyak di kompetisi Eropa, penurunan jumlah penonton di stadion sampai kepergian para bintang disebut-sebut menjadi penyebab kompetisi Serie A tak lagi semegah dulu. Parahnya lagi, masalah mereka tidak sampai di situ, karena berdasarkan studi terbaru, sepakbola Italia juga tak mampu mengorbitkan pemain muda berkelas layaknya liga lain.

Saat CIES Football Observatory merilis hasil penelitian mereka terhadap produksi pemain muda di lima liga terbesar Eropa, Seria A gagal menyuguhkan hasil memuaskan. Besarnya gap antara produksi pemain muda di liga-liga Eropa lainnya dan Italia menjadi peringatan bagi Negeri Pizza mereka bakal makin tertinggal jika tak membenahi sektor ini.

Studi CIES menunjukkan klub Serie A tidak hanya gagal mengorbitkan pemain binaan sendiri ke tim utama, tapi juga urung mengambil keuntungan di pasar transfer yang jadi kombinasi untuk terpuruknya permainan di Italia secara keseluruhan.

FC Internazionale hanya menempati peringkat ke-19 dalam daftar klub yang mampu mengekspor pemain binaan sendiri ke kompetisi elite Eropa: Inggris, Spanyol, Prancis, Italia dan Jerman, sementara posisi rival sekota, AC Milan, lebih parah berada di urutan 34. Ironisnya lagi, Juventus bahkan tak mampu menembus 50 besar dan ini tentu menambah citra buruk sepakbola Italia.

 

Juventus – klub dengan fanbase fenomenal di Italia – tak memiliki sistem dan struktur yang bisa membantu pemain muda menembus tim utama. Untuk urusan ini mereka masih kalah dari 1860 Munich, Celta Vigo, Guingamp atau Rayo Vallecano.

Kondisi Milan juga tidak lebih baik. I Rossoneri tidak mampu berbuat banyak untuk membantu diri sendiri padahal saat ini tengah dilanda masalah serius di bawah kepelatihan Filippo Inzaghi. Andai saja pembinaan pemain muda berjalan baik dan mereka diorbitkan ke tim utama, banyak yang yakin bakal membantu mengurangi masalah yang ada. Sayang ekspektasi mereka tak berjalan mulus ketika Barcelona mampu memproduksi tiga kali lipat lebih banyak pemain muda.

Italia bukannya tak punya pemain muda yang menjanikan. Bryan Cristante, Luca Marrone dan Lorenzo Crisetig sempat disebut-sebut bakal menjadi pemain besar tapi pada kenyataannya mereka gagal bicara banyak di lapangan. Konon, itu disebabkan ketidakmampuan pelatih mendorong mereka hingga ke level puncak atau rasa jemawa saat menjadi sorotan media di usia muda.

Lalu mengapa Southampton, Swansea dan Real Sociedad mampu memproduksi pemain bernilai jutaan euro sementara Juventus, Milan dan Inter tak mampu? Jangankan pemain sekelas Xavi dan Lionel Messi, klub Italia bahkan tak mampu menelurkan pemain seperti Thiago Alcantara atau Antonio Sanabria saat ini.

 

Antonio Conte, mantan pelatih Juventus, menilai kurangnya kerja sama antara elemen sepakbola di Italia menjadi penyebab mandeknya olahraga mengolah si kulit bundar.

“Saya tidak dapat melihat tim Italia memenangkan Liga Champions dalam beberapa tahun ke depan,” tutur Conte pada April 2013.

“Saya tertawa ketika mendengar dengan hanya dua atau tiga rekrutan anyar kami bisa memenangkan Liga Champions. Sepakbola Italia mengalami kemandekan dan harus menjadi perhatian semua orang. Saya pikir semua orang harus bekerja sama untuk berusaha dan mengubah sepakbola Italia. Ketika saya mengatakan semua orang, itu artinya klub, suporter, media dan semua institusi,” tegas pria yang kini menukangi Gli Azzurri.

Conte tidak salah, saat liga-liga lain terus berbenah, Serie A justru makin merosot. Pencapaian mereka di benua Eropa tidak juga membaik, dengan hanya satu klub yang mampu menembus babak 16 besar Liga Champions selama dua musim beruntun. Klub-klub besar bahkan masih harus mencari pemain muda dari tim lebih kecil seperti Udinese, sehingga mereka kembali gagal memaksimalkan bakat muda dari binaan sendiri.

Berdasarkan angka terbaru menunjukkan Atalanta justru mampu memproduksi pemain muda lebih banyak dibandingkan klub lainnya. Secara mengejutkan Atalanta berada di urutan teratas Italia dengan 22 pemain binaan sendiri kini bermain di lima liga top Eropa.

Kepindahan Juventus ke stadion baru serta niat Roma dan Milan untuk mengikuti jejak tersebut, mencuatkan optimisme dalam sepakbola Italia untuk memangkas gap yang terus membesar dalam sepuluh tahun terakhir. Tapi ini baru awal, karena kegagalan memberikan kesempatan kepada para pemain muda berbakat bisa terus menghantam mereka tidak hanya dalam soal fulus tapi sukses jangka panjang.