by

Bundesliga yang Terus Lahirkan Bintang Belia Sepak Bola

Bursa transfer musim panas ini mungkin menjadi topik yang sangat menarik untuk disimak oleh para penggemar sepak bola. Salah satunya kepindahan sensasional Gonzalo Higuain ke Juventus dan biaya pulang kampung Paul Pogba ke Manchester United yang teramat besar. Namun, terdapat kisah menarik dari pasar transfer Bundesliga kali ini. Beberapa klub Jerman justru memboyong para talenta muda dengan biaya yang lumayan lebih rendah.

Saat sejuta pasang mata hanya terpaku pada satu tren kompetisi mereka cenderung untuk memalingkan wajah dari hal lain yang menurutnya tidak penting untuk di simak. Ketika kedatangan Higuain yang memecahkan rekor transfer termahal sepanjang sejarah Seri A, mungkin beberapa orang tak peduli tentang hadirnya Breel Embolo ke FC Schalke 04. Penyerang muda asal Swiss tersebut memilih untuk mendarat ke Veltins Arena dan menolak sejumlah tawaran yang datang dari klub-klub Liga Primer Inggris seperti, Arsenal dan Manchester United.

Sebelum Embolo sudah banyak pemain muda atau para wonderkidlain yang mendarat di Bundesliga. Juara bertahan Bayern Muenchen berhasil mengamankan tanda tangan pemain muda terbaik milik Portugal, Renato Sanches. Borussia Monchengladbach mendatangkan kapten timnas junior Prancis, Mamamdou Doucoure. Sementara, Werder Bremen sukses mendaratkan ‘Paul Scholes dari Hungaria’, Laszlo Kleinheisler. Bahkan, alih-alih hijrah ke tim di liga lain, wonderkid asal Jerman Timo Werner justru bergabung dengan tim promosi RB Leipzig.

Borussia Dortmund adalah tim yang paling banyak memborong pemain muda. Skuat asuhan Thomas Tuchel tersebut berhasil mendatangkan Ousmane Dembele dan Mikel Merino, juga dua pemain muda yang tampil cemerlang di gelara Piala Eropa 2016, Emre Mor (Turki) dan Raphael Guerreiro (Portugal).

Banyak dari kalangan pencita sepak bola mungkin tidak mengetahui bahwa pemain muda berbakat berbondong-bondong hijrah ke kompetisi Jerman, dengan alasan jam terbang yang mungkin didapat oleh mereka lebih banyak ketimbang harus merumput di Liga Inggris. Pengalaman bermain yang banyak tentunya memang menjadi landasan utama mengapa wonderkid memilih Bundesliga sebagai destinasi terbaik.

Seperti diketahui, pemain yang bernama lengkap Renato Junior Luz Sanches pun menjadi bagian dari rombongan pemain muda yang hijrah ke Bundesliga. Namun, berbeda dengan pemain-pemain lain, pemain yang tumbuh bersama Benfica youth team ini memilih untuk membela klub besar Jerman, Bayern Muenchen. Benar-benar sebuah langkah besar sekaligus gebrakan bersejarah dalam hidup pemain yang mengantarkan Portugal menjadi juara Piala Eropa 2016 ini.

Seperti dilansir laman resmi Bundesliga, Sanches mengatakan bahwa Die Bavarian akan menjadikannya sebagai pemain yang jauh lebih baik. Apalagi, Muenchen akan tampil dalam Liga Champions Eropa, kompetisi yang berisikan pemain terbaik dari daratan Eropa.

“Saya ingin menjadi salah satu yang terbaik. Untuk melakukannya, saya juga harus belajar langsung dari yang terbaik. Saya ingin segera menjadi bagian penting dari tim ini, tim yang tampil dalam Liga Champions Eropa dan juga juara Bundesliga,” ujar Sanches.

Sanches adalah pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah, dengan peran dominan yang dijalankan adalah sebagai seorang breaker dan box-to-box midfielder. Peran inilah yang berhasil ia emban di Benfica dengan baik, juga di timnas Portugal selama gelaran Piala Eropa 2016.

Namun apabila diperhatikan lagi, Sanches punya peluang besar merangsek ke tim utama Bayern untuk bersanding dengan Arturo Vidal, karena Xabi Alonso sudah mulai uzur, Javi Martinez lebih sering berurusan dengan cedera, dan wonderkid lain, Joshua Kimmich, kemungkinan besar akan ditempatkan di posisi lain. Maka Sanches punya kemungkinan besar untuk banyak bermain.

Meski memang benar bahwa Bundesliga adalah liga yang ramah kepada para pemain muda karena liga ini menganut sistem yang membuat pemain-pemain muda seperti Sanches dapat memiliki jam terbang yang lebih banyak, namun, pindah ke Muenchen juga menyajikan tantangan-tantangan baru bagi pemain yang pernah tampil dalam UEFA Youth League ini. Apalagi ia membela tim berserjarah seperti Bayern Muenchen.

Serupa juga dengan para pemain muda yang mendarat di Borussia Dortmund. Emre Mor akan menggantikan Henrikh Mkhitaryan yang kabarnya akan segera mendarat di Manchester United.  Raphael Guerreiro akan mengisi posisi dari Marcel Schmelzer yang permainannya menurun dalam beberapa musim terakhir. Keduanya punya kemungkinan besar untuk tampil secara reguler di bawah araha Thomas Tuchel.

Kondisi lain terjadi apabila mereka mendarat di Liga Primer Inggris atau bahkan Liga Spanyol, yang kebanyakan tim sudah memiliki pemain-pemain andalan sejak musim lalu, atau sudah mendatakan para pemain yang juga lebih matang.

Ini adalah hal lain yang membuat Bundesliga lebih diminati oleh para pemain muda. Sistem pembinaan pemain muda Bundesliga yang sudah diakui kualitasnya. Sejak kegagalan di Piala Eropa dan final Liga Champions tahun 2000, Federasi Sepakbola Jerman dan klub-klub Bundesliga kemudian lebih banyak berfokus kepada pembinaan pemain muda. Sistem ini bukan hanya menghasilkan para pemain berbakat Jerman seperti Julian Draxler, Joshua Kimmich, dan Leroy Sane, tetapi juga para pemain muda asing seperti Christian Pulisic, Hakan Calhanoglu, dan Mahmoud Dahoud.

Para pelatih tim Bundesliga seperti Ralf Ragnick, Roger Schmidt, dan Julian Schubert juga terkenal bertangan dingin dalam hal  meningkatkan potensi yang dimiliki oleh para pemain muda.

Dalam komentarnya beberapa bulan lalu, pelatih Bayer Leverkusen, Roger Schmidt menilai betapa pentingnya peran para pemain muda di salah satu klub. “Sepak bola dan kompetisi yang berjalan baik adalah mengingat peranan penting pemain-pemain muda untuk berkembang lebih jauh. Mereka akan menjadi penerus bagi bintang-bintang saat ini,” ujarnya seperti dikutip laman resmi Bundesliga.

Di sisi lain, faktor-faktor eksternal juga sangat mempengaruhi para pemain muda berkembang. Hal tersebut memberikan penilaian tersendiri bagi mereka yang lebih memilih mendarat ke Bundesliga. Tekanan yang muncul baik dari para penggemar maupun media (terutama Inggris) yang terkenal buas ketika mengkritik pemain jelas memaparkan bahwa kondisi itu tentu bukanlah yang ideal bagi parawonderkid yang sedang berkembang.

Salah satu contoh kasusunya, seperti apa yang diterima oleh striker Mario Balotelli yang bergabung dari Inter Milan ke Manchester City serta kepindahan Memphis Depay ke Manchester United. Dua pemain tersebut nyatanya tak berdaya diterpa pemberitaan bengis media Inggris.

Maka, pada akhirnya wajar sekali ketika para pemain muda kemudian memilih untuk mendarat di Bundesliga. Ada jaminan bahwa setelahnya kemampuan mereka akan berkembang, meskipun pada akhirnya para pemain muda tersebut akan mendarat di Liga Primer Inggris dengan transfer selangit, seperti kasus Kevin de Bruyne.