by

Battle Duel Taktik Guardiola v Mourinho Jadi yang Paling Ditunggu

Musim lalu adalah musim yang penuh kejutan di Premier League. Tim gurem yang tak disangka-sangka sebelumnya, Leicester City, berhasil menjadi juara. Bisa dibilang, kesuksesan tim besutan Claudio Ranieri tersebut adalah salah satu keajaiban terbesar sepanjang sejarah kasta teratas Liga Inggris.

Berkat dongeng ala Cinderella yang ditorehkan oleh Jamie Vardy dkk tersebut, tidak ada lagi yang berani meremehkan kiprah tim-tim semenjana. Meski demikian, musim ini, kisahnya mungkin bakal berbeda. Klub-klub raksasa yang kemarin seakan tertidur pulas, memberi jalan bagi si liliput Leicester untuk menjadi juara, kini mulai berbenah.

Manchester City, United, dan Chelsea yang musim lalu babak belur, kompak mengganti manajer mereka dengan nakhoda baru. Demikian juga dengan Liverpool yang lebih dulu melakukannya tahun lalu. Yang masih setia dengan pasangan lama hanyalah Arsenal yang sudah dua dekade “jadian” dengan Arsene Wenger.

Oleh karena itu, para raksasa tersebut diperkirakan bakal bangkit. Satu musim sudah lebih dari cukup untuk menanggung malu dipecundangi tim medioker semacam Leicester. Duo Manchester menjadi yang paling dijagokan untuk berebut takhta. Kemudian, disusul oleh trio London dan duo Merseyside. Setelah itu, baru sang juara bertahan.

Juara
Dua sosok utama yang diperkirakan menjadi headline musim ini adalah Pep Guardiola dan Jose Mourinho. Setelah puluhan purnama terpisah, mereka akhirnya bersua kembali. Pertemuan kedua manajer top tersebut tak ubahnya pertarungan antara Batman vs Superman. Dawn of Premier League.

Sulit untuk menebak siapa yang lebih unggul. Meski demikian, bursa taruhan sedikit menempatkan Pep di atas Mou. Alasannya, skuat peninggalan Manuel Pellegrini dianggap lebih solid daripada peninggalan Louis Van Gaal yang compang-camping itu.

Apalagi, musim panas ini, Guardiola sudah menambah kekuatan Manchester City dengan beberapa rekrutan anyar, antara lain Ilkay Guendogan, Nolito, Leroy Sane, Gabriel Jesus, dan yang terbaru, John Stones. Kehadiran mereka diperkirakan bakal membuat performa Kun Aguero dkk semakin ganas.

Kalaupun ada problem, mungkin itu adalah soal adaptasi dengan gaya permainan Guardiola yang fanatik dengan operan-operan pendek dan high-pressing. Mungkin, para pemain City bakal butuh satu atau dua bulan lagi untuk bisa menerapkan tiki-taka dengan sempurna.

Di lain pihak, Manchester United bakal menjadi penantang serius bagi City. “Setan Merah” sudah melengkapi pasukannya dengan bintang-bintang baru, semacam Henrikh Mkhitaryan, Zlatan Ibrahimovic, dan Paul Pogba, yang baru saja memecahkan rekor transfer termahal di dunia.

Saat ini, tinggal menunggu bagaimana Jose Mourinho meramu dan meracik para jagoan barunya tersebut, serta memadukan mereka dengan Wayne Rooney dkk. Secara kualitas individu, United tidak berbeda jauh dengan the Citizens. Hanya saja, chemistry di antara mereka yang mungkin belum terjalin dengan merata.

Zona Liga Champions
Dua tempat di empat besar diperkirakan bakal menjadi milik duo Manchester. Sementara itu, trio London, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur, tampaknya bakal berebut dua slot tersisa untuk lolos ke zona Liga Champions.

Chelsea sendiri sebenarnya tidak bisa diremehkan, meskipun musim lalu mereka hancur lebur. Ingat, di tim tersebut sekarang bercokol Antonio Conte, yang sudah berpengalaman dalam membangkitkan Juventus dengan menjadi juara tiga musim beruntun.

Bukan tidak mungkin, Conte bakal mengulang kesuksesan tersebut di Chelsea. Secara materi,the Blues tidak berbeda jauh dengan duo Manchester. Masuknya N’Golo Kante dan Michy Batshuayi membuat kekuatan John Terry dkk semakin lengkap. Apalagi, jika mereka berhasil “balikan” dengan Romelu Lukaku.

Keunggulan utama Chelsea musim ini adalah fokus yang tidak terbagi. Karena tidak lolos ke ajang Eropa, the Blues hanya perlu berkonsentrasi di pentas domestik. Persis seperti musim pertama Conte di Juve yang berakhir dengan gelar juara tanpa terkalahkan.

Sementara itu, dua tim London lainnya, hingga kini, terkesan adem ayem. Arsenal “hanya” menambah kekuatan dengan menggaet Granit Xhaka, sedangkan Spurs “cuma” ketambahan Vincent Janssen dan Victor Wanyama.

Meski demikian, the Gunners dan Tottenham tidak bisa diremehkan begitu saja. Dibandingkan duo Manchester dan Chelsea, manajer mereka tidak berubah. Otomatis, para pemain tidak perlu menyesuaikan diri lagi dengan Arsene Wenger maupun Mauricio Pochettino.

Maka dari itu, Arsenal dan Spurs sebenarnya juga berpeluang menyodok ke dua besar, bahkan, menjadi juara, seandainya Guardiola, Mourinho, ataupun Conte gagal beradaptasi dengan tim baru mereka. Yang pasti, persaingan di empat besar musim ini tampaknya bakal ketat.

Zona Liga Europa
Untuk papan tengah, Liverpool menjadi kuda hitam utama yang diunggulkan untuk menembus zona Europa League. Meski tidak ada bintang bernama besar, skuat the Reds bakal semakin matang dalam menerapkan sistem gegenpressing-nya Juergen Klopp. Apalagi, musim ini Coutinho dkk hanya fokus di liga domestik.

Jika para tim unggulan dari Manchester dan London kembali melempem, bukan tidak mungkinthe Reds bakal menyodok ke atas. Klopp sudah pernah melakukannya ketika membawa Borussia Dortmund menjadi juara Bundesliga dua musim beruntun dengan mengangkangi Bayern Muenchen, yang notabene lebih superior.

Bagaimana dengan tim juara bertahan, Leicester City? Hingga saat ini, memang tidak ada yang berani menjagokan the Foxes bakal kembali mengejutkan seperti musim lalu. Apalagi, salah satu pemain kunci mereka, N’Golo Kante, sudah hengkang ke Chelsea.

Masalah utama bagi Leicester musim ini adalah membagi fokus antara Champions League dan Premier League. Biasanya, tim-tim kejutan bakal merosot di musim berikutnya. Meski demikian, tim besutan Claudio Ranieri itu tidak bisa dicoret begitu saja. Bola itu bulat. Apa pun masih mungkin terjadi.

Selain Liverpool dan Leicester, Everton juga layak dimasukkan sebagai tim kuda hitam. Dengan manajer baru, Ronald Koeman, the Toffees siap mengganggu dominasi tim-tim papan atas. Apalagi, jika mereka mampu mempertahankan Romelu Lukaku agar tidak “balikan” dengan Chelsea.

Zona Degradasi
Musim lalu, dua klub yang sebenarnya cukup besar di Inggris, yaitu Aston Villa dan Newcastle United, terlempar dari ketatnya Premier League. Musim ini, hal tersebut bisa saja terulang. Sunderland, yang baru mengontrak David Moyes, berpeluang mendapat “jatah”.

The Black Cats bakal bersaing dengan tiga tim promosi, Burnley, Middlesbrough, dan Hull City, untuk menghindari kejamnya degradasi. Di antara mereka, The Boro tampak yang paling siap untuk bertahan di Premier League. Sejumlah nama top berhasil direkrut oleh tim binaan Aitor Karanka tersebut, antara lain Victor Valdes dan Alvaro Negredo.

Top Scorer
Untuk bursa pencetak gol terbanyak, musim ini tampaknya juga bakal ketat. Premier League kedatangan tukang gedor kawakan, Zlatan Ibrahimovic. Reputasinya sebagai top scorer di Serie A dan Ligue 1 sudah tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, ada Michy Batshuayi dari Chelsea dan Vincent Janssen, striker terganas di Eredivisie musim lalu.

Para ujung tombak baru tersebut bakal bersaing dengan nama-nama lawas, seperti Sergio Aguero dan Harry Kane. Keduanya menjadi unggulan utama peraih sepatu emas. Di samping itu, juga masih ada Jamie Vardy, Romelu Lukaku, dan Diego Costa.